Kamis 21 Feb 2019 09:37 WIB

Sejarah Hari Ini: Malcolm X Dibunuh

Malcolm X masuk Islam dengan bimbingan Elijah Muhammad.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Malcolm X
Malcolm X

REPUBLIKA.CO.ID, NEBRASKA -- Aktivis hak sipil Amerika dan mantan aktivis Nation of Islam Malcolm X dibunuh hari ini, 21 Februari pada 1965. Ia ditembak oleh salah seorang Muslim kulit hitam lainnya saat berpidato dalam acara Organization of Afro-American Unity di Washington.

Lahir dengan nama Malcolm Little di Omaha, Nebraska, pada tahun 1925, Malcolm putra dari James Earl Little, seorang pendeta yang mengadvokasi gagasan nasionalisme kulit hitam Marcus Garvey. Karena ancaman Ku Klux Klan keluarga Malcolm pindah ke Lansing, Michigan, di mana ayahnya melanjutkan khotbah-khotbah kontroversial meski terus diancam.

Baca Juga

James Little dibunuh secara brutal oleh kelompok supremasi kulit putih Black Legion. Pihak berwenang Michigan menolak mengadili orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Pada 1937, Malcolm diambil petugas dinas sosial. Pada saat itu ia sudah berusia remaja, ia keluar dari sekolah dan pindah ke Boston tempat ia memulai terlibat dalam aktivitas kriminal.

Pada 1946, ketika berusia 21 tahun Malcolm masuk penjara karena perampokan. Di dalam penjara, ia masuk Islam dengan bimbingan Elijah Muhammad, ketua Nation of Islam organisasi yang menadvokasi hak asasi kulit hitam dan menentang pemisahan ras dan menyebut orang Amerika keturunan Eropa sebagai 'setan' tak bermoral.

Ajaran-ajaran Elijah Muhammad sangat mempengaruhi Malcolm. Ia lalu memasukan huruf 'X' sebagai nama belakangnya sebagai simbol identitas Afrika yang telah diambil darinya. Setelah enam tahun Malcolm dibebaskan dari penjara dan menjadi anggota loyal dan aktif di Nation of Islam di Harlem, New York.

Berbeda dengan advokasi yang dilakukan Martin Luther King Jr yang tanpa kekerasan, Malcolm mendorong kebebasan kulit hitam Amerika dengan segala cara yang dibutuhkan. Sebagai orator yang sangat tangguh Malcolm disegani komunitas kulit hitam Amerika di New York dan seluruh penjuru Amerika.

Pada tahun 1960-an, ia mulai mengembangkan filosofi yang lebih lantang dari pada Elijah Muhammad yang menurut Malcolm tidak banyak mendukung pergerakan hak sipil. Pada akhir 1963 Malcolm menyebut pembunuhan Presiden AS John F Kennedy sebagai 'ayam pulang ke kandang'. Membuat Elijah Muhammad yakin Malcolm sudah terlalu kuat, ia pun menskors Malcolm dari Nation of Islam.

Beberapa bulan kemudian Malcolm meninggalkan organisasi tersebut dan melakukan perjalanan ibadah haji. Di sana, ia sangat terpengaruh oleh sedikitnya perselisihan rasial. Ia kembali ke Amerika sebagai El-Hajj El-Shabazz. Pada Juni 1964, ia mendirikan  Organization of Afro-American Unity.

Organisasi itu lebih menekankan persatuan komunitas kulit hitam dan menyatakan rasialisme bukan kulit putih yang menjadi musuh terbesar Amerika. Pergerakan Malcolm dengan cepat mendapatkan banyak pengikut dan filosofinya yang lebih moderat semakin mempengaruhi pergerakan hak sipil terutama di kalangan pemimpin Student Non-Violent Coordinating Committe.

Pada 21 Febuari 1965 Malcolm pun dibunuh oleh anggota Nation of Islam. Satu pekan sebelumnya rumah Malcolm X juga dilempari bom.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement