Kamis 21 Feb 2019 15:44 WIB

Istaka Karya Kejar Penyelesaian Delapan Jembatan Trans-Papua

Sebanyak enam jembatan lainnya yang dikerjakan Istaka Karya sudah selesai.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Suasana pembangunan jembatan Holtekamp, di Jayapura, Papua, Sabtu (25/8/).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Suasana pembangunan jembatan Holtekamp, di Jayapura, Papua, Sabtu (25/8/).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kontraktor pembangunan jalan Trans Papua, PT Istaka Karya (Persero), mengejar penyelesaian pembangunan delapan jembatan. Sesuai permintaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, seluruh proyek pembangunan yang ditangani oleh Istaka Karya harus rampung tahun ini.

“Kita sudah diinstruksikan oleh pemerintah untuk segera memulai pekerjaan. Kita juga terus berkoordinasi dengan PUPR,” kata Sekretaris Perusahaan Istaka Karya, Yudi Kristanto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (21/2).

Baca Juga

Istaka Karya mendapatkan proyek pembangunan 14 dari total 35 jembatan yang berada di wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Sebanyak enam jembatan yang dikerjakan Istaka Karya sudah selesai sehingga masih tersisa delapan jembatan lagi. Sementara 21 jembatan lainnya di wilayah tersebut, dikerjakan langsung oleh PT Brantas Abipraya.

Yudi mengatakan, panjang 14 jembatan yang dibangun oleh Istaka Karya beragam antara 30 hingga 60 meter. Pembangunan tersebut diklaim menelan anggaran sebesar Rp 184 miliar. “Jadi, delapan jembatan ini yang kita kejar sampai akhir tahun,” kata dia.

Menurut dia, situasi lapangan saat ini mulai kondusif. Pihaknya mengerahkan 300 personel di delapan jembatan yang didampingi secara ketat oleh pasukan TNI. Karena itu, ia pun berharap penyelesaian proyek yang sempat terhenti selama dua bulan terakhir dapat berlangsung dengan lancar.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Sugiyartanto, mengatakan, pengerjaan proyek telah kembali dimulai sejak dua pekan lalu. Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto juga telah mengirim pasukan untuk melakukan pengamanan.

“Meski sempat ada gangguan force majeur tapi pembangunan terus berjalan. Dari sisi keamanan, ya kemanan, yang bukan keamanan, tetap bekerja,” katanya.

Ia menjelaskan, pemerintah juga tidak akan mengubah jalur Trans Papua akibat insiden tersebut. Pembangunan yang sempat terhenti tetap dilanjutkan sesuai rencana yang sudah ditetapkan sejak awal.  

Total panjang Trans Papua yang akan dibangun oleh pemerintah, mengacu pada catatan Dirjen Bina Marga, mencapai 2.343,90 kilometer yang terdiri dari delapan segmen. Pada tahun ini, ditargetkan sepanjang 502,97 kilometer  ditargetkan sudah tuntas dan siap digunakan. 

Selanjutnya, untuk penyelesaian jalan akan kembali dimasukkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) pembangunan jangka waktu 2020-2024.

Ruas-ruas yang belum dibangun saat ini merupakan ruas yang melintas di medan yang berat. Khususnya di area pegunungan yang memiliki suhu rendah sekaligus keamanan yang belum diketahui pasti.

“Pembangunan jalan di luar Jawa memiliki hambatan berbeda, baik dari segi alam maupun hal-hal yang bersifat regional,” ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement