Kamis 21 Feb 2019 15:59 WIB

Ribuan Anak-Anak Terkait ISIS Huni Pengungsian di Suriah

Kaitan anak-anak dengan ISIS menghalangi mereka ke bantuan dan layanan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
  Seorang anak berdiri di pintu tenda kamp pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)
Seorang anak berdiri di pintu tenda kamp pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lembaga internasional, Save the Children menyebutkan sebanyak 2.500 anak-anak lebih yang berasal dari 30-an negara, tinggal di tiga kamp untuk orang-orang terlantar di Suriah timur laut.

Badan amal tersebut menyatakan angka seputar anak-anak di kamp ketika berbicara terkait dengan Shamima Begum, yang tinggal di kamp, ​​untuk diizinkan kembali ke Inggris.

Baca Juga

Sebelumnya Begum, 19 tahun, meninggalkan rumahnya di London untuk bergabung dengan ISIS sebagai anak sekolah berusia 15 tahun. Ia terancam dicabut kewarganegaraan Inggrisnya, setelah meminta untuk kembali dengan bayinya yang baru lahir.

Save the Children mengatakan 2.500 anak muda, dari keluarga dengan hubungan yang nyata dengan ISIS, terpisah dari populasi lainnya di kamp pengungsian. Hal itu menghalangi akses mereka ke bantuan dan layanan.

Sebagian besar anak-anak tinggal bersama ibu mereka. Sedangkan, anak-anak yang tidak dengan ibu mereka, ditemani bersama pengasuh sementara. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis asing direkrut oleh ISIS dari anak-anak, sekarang menjadi ibu sendiri.

Anak-anak di kamp menghadapi risiko yang mengancam jiwa, menurut pekerja bantuan. "Semua anak dengan asosiasi yang dirasakan dan aktual dengan ISIS adalah korban dari konflik dan harus diperlakukan seperti itu," kata Kirsty McNeill, dari Save the Children UK, dilansir dari laman Independent, Kamis (21/2).

"Kami percaya bahwa kepentingan terbaik anak adalah yang terpenting, dan ini berarti seorang anak dan ibu harus tetap bersama bila memungkinkan," ujarnya.

McNeill mengatakan, Shamima Begum mendapatkan radikalisasi sejak kecil. Begum sekarang di kamp dengan bayinya dan dikelilingi oleh mantan anggota ISIS. "Sangat penting bagi kita untuk membawanya kembali ke Inggris dan tempat yang aman untuk memahami lebih lengkap apa yang telah terjadi padanya," ujarnya.

Saat wilayah yang dipegang ISIS menyusut, lebih dari 20 ribu orang telah melarikan diri selama sebulan terakhir. Dari Januari, 560 keluarga asing, dengan lebih dari 1.100 anak-anak, telah memasuki kamp bersama ribuan keluarga Suriah.

Pengungsi yang telah memutuskan pergi dari ISIS menyatakan, bahwa mereka belum makan berhari-hari ketika sampai di kamp. Komite Penyelamatan Internasional mengatakan 62 orang telah meninggal dalam perjalanan disebabkan hipotermia, kelaparan, dan penyakit.  Ada 50 dari mereka adalah anak-anak, kebanyakan di bawah usia satu tahun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement