REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua PP Baitul Muslimin, Faozan Amar mengatakan, bahwa partainya akan menggelar evaluasi terkait turunnya dukungan suara dari pemilih Muslim versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Ia mengatakan, evaluasi akan dilakukan dalam waktu dekat, karena Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 akan berlangsung kurang dari dua bulan lagi.
"Hasil survei tersebut akan menjadi bahan evaluasi kami, sehingga dalam dua bulan ke depan bisa meraih kemenangan secara maksimal," ujar Faozan saat dihubungi Republika, Kamis (21/2).
PDIP juga akan fokus menjalankan program-program yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, guna kembali meningkatkan suara di pemilih Muslim. "Ini juga akan terus kami rawat dan jaga dengan sebaik-baiknya, dengan program dan aksi nyata sesuai dengan nilai-nilai religius pemilih Muslim," ujarnya.
Meski begitu, Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu tetap mensyukuri hasil survei dari LSI Denny JA tersebut. Karena PDIP tetap berada di peringkat pertama perolehan suara dari pemilih Muslim.
"Kami bersyukur bahwa secara keseluruhan, di pemilih Muslim yang memiliki basis pemilih 85 persen, kami masih paling unggul dengan perolehan suara 18,4 persen," ujar Faozan.
Perlu diketahui, berdasarkan survei LSI Denny JA menunjukkan suara PDIP turun cukup drastis di segmen pemilih Muslim. Elektabilitas PDIP pada Januari 2019 di kalangan pemilih muslim turun menjadi 18,4 persen.
Padahal, LSI Denny JA mencatat elektabilitas PDIP pada Agustus 2018 sebesar 23,2 persen. Namun, PDIP masih menempati urutan pertama dari kalangan pemilih Muslim.
Sedangkan di posisi kedua terdapat Partai Gerindra yang memperoleh suara sebesar 16,6 persen. Di belakangnya ada Partai Golkar dengan perolehan suara 11,0 persen, PKB dengan perolehan suara 9,3 persen, dan Partai Demokrat sebesar 5,9 persen.