REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Forum Kerukunan umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) berkomitmen merawat kerukunan dan perdamaian antaragama di daerah tersebut saat ini dan akan datang.
Ketua FKUB Sulteng, Prof H Zainal Abidin Mag mengemukakan di Palu, Kamis, perdamaian dan kerukunan antaragama adalah kunci utama dalam pembangunan.
"Perdamaian dan kerukunan menjadi hal yang sangat prinsip dan penting. Karena itu, FKUB tentu akan menjalankan tugasnya untuk tetap merawat perdamaian di Sulteng," ucapnya.
Pengurus FKUB Sulteng di bawah kepemimpinan Zainal telah bertemu dengan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola pada pekan lalu.
Pertemuan itu tidak hanya sebatas silaturahim pengurus FKUB Sulteng masa bakti 2019 hingga 2021, dengan Gubernur Sulteng.
Melainkan, pertemuan itu juga sekaligus membahas mengenai langkah-langkah strategis FKUB kedepan dalam merawat dan meningkatkan perdamaian dan kerukunan antaragama di Sulteng.
Zainal mengemukakan FKUB akan terus menyampaikan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat lewat tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam FKUB Sulteng.
Ketua Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menyebut setiap agama mengajarkan tentang perdamaian, ketentraman, dan kerukunan.
Karena itu, menurut dia, mencintai kedamaian dan kerukunan merupakan salah satu perilaku simbol dari orang yang beragama.
"Salah satu substansi dari beragama itu adalah kedamaian. Untuk itu harus saling memahami, harus saling mengerti dan tidak memaksakan suatu kebenaran untuk harus diterima oleh orang lain," ujar Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulteng itu.
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, berharap FKUB dapat berperan membantu pemerintah dalam hal pembinaan masyarakat utamanya mewujudkan perdamaian dan kerukunan lewat pendekatan agama.
Longki menyampaikan dengan kepengurusan baru FKUB Sulteng dapat terus meningkatkan rasa persaudaraan dan kerukunan umat beragama di Sulteng agar pelaksanaan pembangunan dapat terus berjalan dengan baik.
Dia menyampaikan filosofi menunjuk bahwa, sebelum menyalahkan orang lain, terlebih dahulu melakukan intropeksi.
"Filosofi ini selalu saya pegang dan saya amalkan. Jadi sebelum menyalahkan orang lain, kita lihat dulu diri kita," sebut Longki.