REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum menggelar konsernya di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/2) petang, Siti Nurhaliza sudah tiba di Indonesia untuk melakukan berbagai persiapan. Di sela menjalani kegiatan promosi itu, Siti juga berwisata kuliner.
"Sempat pergi ke Bogor. Makan bakso, ubi cilembu, nasi padang. Tak bisa menolak, makanannya enak banget. Tambah lagi tiga kilogram, habis semua diet saya," kata Siti berseloroh di sela konsernya.
Siti mengatakan, konser "Dato' Sri Siti Nurhaliza" yang digelar di tiga negara membutuhkan banyak persiapan. Selain latihan bernyanyi dan menampilkan gerakan tari di panggung, Siti juga mengingat-ingat lagi sejumlah istilah bahasa Indonesia.
Pada konser, beberapa kali dia agak kesulitan menyebut kata dalam bahasa Indonesia seperti "senang banget" dan "deg-degan". Saat terlupa, Siti meminta bantuan rekan kolaborasinya di atas panggung atau mengharapkan penonton mengingatkan sehingga suasana lebih hidup.
"Sudah lama tak cakap bahasa Indonesia, jadi maaf kalau ada silap," ungkapnya. Nyatanya, penonton selalu mengerti apa yang dimaksud Siti walaupun ada beberapa istilah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia yang berbeda.
Para penggemar yang dijuluki Siti Zoners tidak pernah ketinggalan ikut menyanyikan lagu-lagu yang dibawakan idolanya. Mulai dari "Cindai", "Siti Situ Sana Sini", "Engkau Bagaikan Permata", "Jaga Dia Untukku", "Destinasi Cinta", "Lebih Indah", dan "Bersandar Cinta".
Pertunjukan Siti menggandeng pengarah musik Aubrey Suwito yang memilih tiap pemain musik dengan cermat. Beberapa di antaranya datang jauh-jauh dari New York, sedangkan lainnya adalah musisi Malaysia yang sudah bersama Siti sejak memulai 23 tahun masa kariernya.
Sebelum sesi penampilan Siti dimulai, seorang penyanyi perempuan terlebih dahulu tampil menghangatkan suasana. Dia adalah Natasha Sass, penyanyi pop Malaysia berdarah Jerman, yang membawakan dua tembang. Malam itu, Siti juga berkolaborasi dengan Tulus.
Ikuti Whatsapp Channel Republika