Jumat 22 Feb 2019 14:41 WIB

Metamorfosis Sang Penakluk

Dahulu, Bangsa Mongol dikenal sebagai bangsa paling sadis dalam peperangan.

Red: Agung Sasongko
Dua patung besar Apatosaurus atau yang biasa dikenal dengan Brontosaurus di wilayah perbatasan Cina dengan Mongolia
Foto: xinhua.net
Dua patung besar Apatosaurus atau yang biasa dikenal dengan Brontosaurus di wilayah perbatasan Cina dengan Mongolia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dahulu, Bangsa Mongol dikenal sebagai bangsa paling sadis dalam peperangan. Dalam menaklukkan musuh, mereka tidak pernah se tengah-setengah. Mereka bahkan menghancurkan peradaban musuh-musuhnya.

Di bawah kepemimpinan Jengis Khan, mereka melakukan invasi ke banyak wilayah hingga sukses menguasai separuh dunia meliputi Tiongkok, Persia, Hongaria, bahkan menyerang Baghdad yang kala itu merupakan pusat pemerintahan Islam.

Membawa banyak pasukan berkuda terlatih, bangsa Mongol masuk ke Baghdad de ngan kejam. Tak hanya membantai para Muslimin tanpa ampun, mereka juga meng ambil alih semua pusat kebudayaan Islam sekaligus memorak-porandakan perpustakaan negara. Sebagian buku dibuang ke Sungai Eufrat dan Tigris hingga menghitam kan air kedua sungai tersebut, lalu sebagian lagi dibakar.

Waktu terus berputar, sampai akhirnya keadaan berubah. Pasukan Mongol yang sebelumnya melecehkan Islam justru berbalik menjadi pembela Islam yang tangguh. Beberapa keturunan Jengis Khan pun dice rita kan masuk Islam. Hal ini berkat usaha para pendakwah yang tanpa henti terus melakukan syiar. Padahal saat itu, Bangsa Mongol lebih mengenal agama Budha dan Kristen.