REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iklim kolaborasi yang telah digaungkan sejak akhir 2017 makin terasa di penghujung akhir 2018. Tepat di 2019 ini, iklim kolaborasi sudah mulai menjajaki tahap baru yaitu co-creation atau kolaborasi untuk menghasilkan sebuah kreasi dari kreativitas yang lebih bernilai dari sekadar kolaborasi.

Perkembangan industri tidak hanya dari sisi teknologi tapi juga secara riil menggaet sektor lain untuk ikut berkembang. Pergerakan filantropi Indonesia yang berkembang sangat cepat dikarenakan sisi humanity dari masyarakat mulai membangkitkan isu mengenai wakaf menjadi sebuah prospek yang sangat luar biasa. Hal ini membuat Indonesia menempati peluang besar untuk tampil lebih baik dari sekian negara-negara dengan tingkat kemanusiaan tinggi di dunia.

Di tengah industri 4.0, yang menuntut adanya co-creation melebihi taraf kolaborasi nampaknya sudah saatnya masing-masing dari perusahaan startup yang memiliki kesamaan visi dan kemampuan untuk semakin meningkatkan kerja samanya. Yakni menyatu dan bersinergi bersama untuk menghasilkan dampak social impact yang nyata untuk masyarakat.

Oorth akuisisi Kitawakaf.com.

“Pada pekan lalu Oorth telah mengakusisi Kitawakaf.com, yang artinya Oorth dan Kitawakaf.com telah menerapkan co-creation secara nyata dan diharapkan nantinya akan berimbas pada social impact yang diharapkan oleh keduanya sesuai pada harapan masing-masing,” ujar CEO Oorth Krishna Adityangga, seperti dalam siaran persnya.

Kitawakaf.com merupakan platform yang telah rilis sejak 2018 lalu, kini telah banyak mendapatkan mitra nadzir yang kini mencapai lebih dari 25 mitra nadzir. Dengan koleksi funding yang lumayan dan penerimaan amanah dari waqif yang juga sangat luar biasa serta telah mendapatkan sertifikat BWI, UNDP serta lembaga lainnya menjadikannya startup kemanusiaan yang sangat luar biasa.

Oorth yang didalamnya kini ada Kitawakaf.com diharapkan dapat menggerakkan fitur solidaritas dari fitur Oorth yang cukup powerful untuk lebih memaksimalkan peran wakaf. Tidak hanya wakaf saja, namun juga ZIS dan bagaimana fungsi sustainability development yang tidak sekadar mengembakan pemberdayaan kemanusiaan terjadi di masyarakat.

“Secara teknis bagaimana makna dari akuisisi ini telah dirampungkan dalam RUPS dan diadakan kajian lebih teknis terkait teknologi dan lain sebagainya yang telah dilaksanakan 18-19 Februari 2019,” lanjut Krishna.

Bagi Oorth, 2019 merupakan target yang luar biasa bagi industri startup untuk membuktikan dirinya mampu eksis dan bermanfaat secara maksimal dan memberikan dampak sosial yang nyata bagi masyarakat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika