Jumat 22 Feb 2019 15:07 WIB

Israel Luncurkan Pesawat Luar Angkasa Pertama ke Bulan

Pesawat bernama Baresheet itu dibawa oleh SpaceX Falcon 9.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Misi ke Bulan (ilustrasi).
Misi ke Bulan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  FLORIDA -- Israel meluncurkan pesawat luar angkasa pertama ke bulan. Pesawat bernama Baresheet itu dibawa oleh SpaceX Falcon 9 dan lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida pada Kamis (21/2) malam.

Baresheet memiliki tinggi sebesar 1,5 meter dengan berat 585 kilogram. Barsheet dijadwalkan sampai di sisi dekat bulan pada pertengahan April 2019, dengan total perjalanan sekitar dua bulan dan jarak tempuh 4 juta mil (6,5 juta kilometer).

Proyek ini dikerjakan oleh badan nirlaba yakni SpaceIL yang bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries (IAI), dan menelan biaya sekitar  100 juta dolar AS.

Apabila misi tersebut berhasil, maka Israel akan menjadi negara ke-empat yang telah melakukan pendaratan di bulan setelah Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, dan Cina.

"Kami pikir, ini saatnya untuk perubahan dan kami ingin Israel bisa mendarat di bulan," ujar Pendiri SpaceIL, Yonatan Winetraub dilansir The Guardian, Jumat (22/2).

Baca juga, Pesawat Angkasa Cina akan Mendarat di Sisi Terjauh Bulan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyaksikan peluncuran pesawat ruang angkasa tersebut dari pusat kendali di Yehud, Israel. Baresheet membawa kapsul waktu yang memuat file-file digital yang berisi Alkitab, gambar anak-anak, lagu-lagu Israel, dan kenangan dari seorang korban Holocaust.

Baresheet merupakan pesawat ruang angkasa pertama yang akan mendarat di bulan sebagai hasil dari inisiatif pribadi, bukan pemerintah. Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Eropa berencana untuk menggunakan industri luar angkasa swasta dalam misi penerbangan ke bulan.

Administrator NASA, Jim Bridenstine menyebut misi Baresheet sebagai langkah bersejarah bagi semua negara. "Ini adalah langkah bersejarah bagi semua negara, dan industri luar angkasa swasta. Kami ingin memperluas kolaborasi kami," ujar Bridenstine.

Ketika mendarat di bulan, Baresheet akan mengirim foto ke bumi dan melakukan sejumlah penyelidikan magnetik. Tempat pendaratan yang disasar adalah dataran lava di belahan utara, Mare Serenitatis, lokasi anomali magnetik diketahui berada. Robot tersebut direncanakan beroperasi selama dua hari di atas permukaan bulan.

Baresheet diluncurkan bersama dua muatan lainnya, yakni satelit telekomunikasi untuk Indonesia, dan satelit eksperimental untuk angkatan udara AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement