Jumat 22 Feb 2019 15:10 WIB

Pakar ITB: Air Kemasan Galon Solusi Hidrasi Ramah Lingkungan

Indonesia bersama Meksiko dan Turki menggunakan kemasan galon secara massal

Red: Bilal Ramadhan
Air kemasan galon (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Air kemasan galon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pakar teknologi lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Enri Damanhuri mengatakan, air minum dalam kemasan galon selama puluhan tahun telah memberi solusi penyediaan air minum yang ramah lingkungan di Indonesia. Kemasan galon bisa digunakan secara berulang dan memberi alternatif penyediaan air minum di rumah, kantor dan tempat lain.

"Coba kita perhatikan, hampir tidak pernah terlihat galon di tempat sampah, sebaliknya karena produsen menggunakan kemasan ini secara berulang dan mampu mendaur ulang galon bekas menjadi kemasan galon lagi," kata Enri Damanhuri dalam rilisnya, Jumat (22/2).

Guru Besar ITB itu menambahkan kemasan galon juga unik karena hanya tersedia di Indonesia sebagai solusi atas belum banyak tersedianya infrastruktur air siap minum (tap drinkable water). Dia juga memuji penggunaan kemasan galon pada industri air minum kemasan sebagai sumber air minum keluarga serta pada saat kita tidak dalam keadaan bergerak (mobile).

"Setiap kemasan memiliki keunggulan sendiri dari segi pertimbangan ketahanan, keamanan maupun keramahan terhadap lingkungan seperti kemampuan untuk didaur ulang, sumber daya yang diperlukan untuk produksi atau jejak karbon yang ditinggalkan. Yang terpenting adalah perlakuan kita terhadap kemasan setelah kita konsumsi," kata dia.

Air kemasan galon yang biasanya disajikan melalui alat dispenser di rumah dan kantor terbukti memberi alternatif utama untuk pemenuhan kebutuhan hidrasi, dan juga ramah lingkungan. "Ini karena menggunakan kemasan isi ulang yang bervolume besar dan bisa didaur ulang," kata Enri.

Pada kesempatan berbeda, Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan Aqua merupakan merk pertama yang memperkenalkan kemasan galon pada 1983. Hingga saat ini 70 persen bisnis Aqua masih menggunakan kemasan galon yang ramah lingkungan ini.

"Tentu saja karena kebutuhan konsumen yang beragam, kami juga menyediakan ragam krmasan lain termasuk kemasan botol kaca dan kemasan plastik PET," kata Arif.

Ia menekankan bahwa fungsi kemasan dalam produk makanan dan minuman tentu saja untuk menjaga kualitas produk sejak diproduksi hingga dikonsumsi dan hingga saat ini hanya sedikit negara yang industri air minumnya menggunakan kemasan botol galon secara besar-besaran.

"Biasanya karena ada keterbatasan akses air minum di negara-negara tersebut. Indonesia, Meksiko dan Turki merupakan negara yang industri air minumnya menggunakan kemasan galon secara massal," kata dia.

"Diperlukan investasi besar untuk membeli galon dan banyak perusahaan air minum kemasan (AMDK) di Indonesia yang tidak menjual produknya dalam kemasan galon," tegas dia.

Kemasan galon berperan sebagai sumber air isi ulang di rumah, di kantor bahkan di beberapa tempat lain seperti restoran. "Keberadaan air minum dalam kemasan galon ini bisa menjadi jawaban atas keinginan masyarakat akan air minum yang bisa mengusi ulang tempat minum mereka dan Aqua telah menyediakan solusi ini bagi masyarakat Indonesia selama lebih dari 45 tahun," jelas Arif.

Sementara itu, aktivis lingkungan dari Waste4Change, Bijaksana Rumekso, mengatakan bahwa kemasan galon memang salah satu yang ramah lingkungan.

"Jika sistem ekonomi sirkular diterapkan dalam proses pengolalaan plastik bekas kemasan, dan tidak ada kemasan plastik bekas yang bocor ke lingkungan, maka persoalan sampah plastik ini bisa diatasi," kata pria yang akrab disapa Sano itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement