REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, serius menyelesaikan blue print kebencanaan yang disebut West Java Resilience Culture Blue Print. Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, Provinsi Jabar rawan bencana jadi sangat dibutuhkan pedoman agar masyarakat bisa siap menghadapi bencana. Ia menargetkan, penyusunan dokumen tersebut bisa segera dituntaskan.
"Lagi mulai di FGDkan, targetnya Agustus selesai," ujar Emil kepada wartawan, Jumat (22/2).
Emil menjelaskan, dalam blue print ini dalamnya nanti memuat apa yang harus dilakukan di level sekolah, di level masyarakat, di level anggaran, di level teknis sampai di level organisasi. Selama ini, kita tidak memiliki panduan yang lengkap.
"Kita ingin belajar minimal ke bangsa Jepang bagaimana bisa kompersehip dalam menyesuaikan diri terhadap takdir alam yang terus menerus menyesuaikan diri melalui gempa, tsunami dan hal lainnya," katanya.
Sementara menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, dalam kurun waktu delapan tahun terakhir di Indonesia, bencana alam telah menelan sekitar 11 ribu korban jiwa. Korban terbesar diakibatkan gempa bumi, tsunami, diikuti longsor dan banjir.
"Di Jawa Barat, dalam kurun waktu dua tahun terakhir pun sangat banyak. Kalau kita lihat bentuk- bentuk bencana yang terjadi, Jawa Barat adalah yang terlengkap," katanya.
Doni menegaskan kalau sumber bencana, rata- rata adalah hasil dari perbuatan manusia. Seperti alih fungsi lahan, tata ruang yang tidak dipatuhi, hingga terjadi peristiwa alam yang selau berulang.
"Mari kita merawat alam, kita jaga alam, maka alam menjaga kita, kalau kita tidak jaga alam, maka musibah akan datang silih berganti," kata Doni.
Selain itu, Doni juga sempat mengatakan bahwa Jawa Barat terdapat patahan Lembang yang cukup berisiko. Namun dirinya berpesan agar masyarakat tidak terlalu takut, tapi harus meningkatkan kewaspadaan.