REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menjelang Pemilu 2019, RSUD Bayu Asih Purwakarta, memersiapkan bangsal (kamar) khusus bagi calon legislatif yang terkena gangguan jiwa, jika gagal dalam pencalonan. Ada satua ruangan dengan fasilitas tiga bed, yang disiapkan rumah sakit milik pemerintah ini. Selain fasilita, RSUD juga menyiagakan dua dokter spesialis kejiwaan.
Direktur Utama RSUD Bayu Asih Purwakarta, Agung Darwis Suriatmadja, mengatakan, saat ini situasi politik menjelang Pemilu, baik itu pemilihan legislatif maupun presiden kian memanas. Karenanya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, RSUD menyiapkan fasilitas khusus jika ada caleg yang mengalami gangguan jiwa pascapemilu.
"Karena, memang prosedurnya seperti itu, setiap rumah sakit apalagi RSUD harus menyiapkan fasilitas khusus," ujar Agung, kepada Republika.co.id, Jumat (22/2).
Maka dari itu, di RSUD ini ada ruangan khusus berikut dengan tim medisnya. Bahkan, jika kewalahan RSUD juga sudah bekerja sama dengan RSJ Bandung.
Akan tetapi, lanjut Agung, berdasarkan pengalaman pada pemilu sebelumnya, di Purwakarta tidak ada kejadian caleg yang mengalami gangguan mental pascapencoblosan. Baik, caleg yang terpilih maupun yang kalah.
Namun yang konsultasi dengan psikiater banyak. Dia mengatakan, sangat manusiawi, jika caleg yang kalah mengalami gangguan emosional. Terlebih lagi, bila dalam proses pencalegan itu, harta benda mereka habis. Biasanya, ini yang menjadi pemicu meningkatkan konsultasi dengan psikiater. "Di Pemilu 17 April mendatang, kami berharap tidak ada caleg yang stres akibat kalah," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Purwakarta, Ahmad Ikhsan Faturrahman, mengatakan, jumlah pemilih tidak memenuhi syarat (TMS) di daerahnya mencapai 1.275 orang. Selain itu, terdapat 517 pemilih yang akan memilih di luar Purwakarta pada Pemilu 17 April mendatang. "1.275 itu sudah masuk DPT, tapi kami tandai karena TMS," ujarnya.
Yang termasuk pemilih TMS, umumnya adalah warga yang meninggal dunia. Pemilih TMS tersebut, diakui tidak bisa menggunakan hak pilihnya saat pemungutan suara mendatang. Meski demikian, nama mereka sebenarnya tetap termasuk dalam DPT dan surat suara yang saat ini sudah dicetak.