REPUBLIKA.CO.ID, AJAKARTA -– Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengklaim, peluncuran peta jalan revolusi industri keempat yang dilakukan tahun lalu menjadi diskursus banyak pihak. Road map itu dibahas oleh perguruan tinggi, kelompok-kelompok profesi masyarakat, pengusaha, hingga rujukan di berbagai negara.
Menurut Airlangga, beberapa sektor industri dan perusahaan dunia juga terkesan dengan inisiatif peta jalan tersebut. Indonesia, kata dia, juga direncanakan untuk menjadi hub pengembangan teknologi negara-negara di dunia.
“Bahkan, dalam pembicaraan World Economic Forum (WEF), mereka juga melihat dan meminta Indonesia menjadi salah satu hub di ASEAN,” kata Airlangga dalam keterangan resmi diterima Republika.co.id, Sabtu (23/2).
Airlangga lantas menyinggung tantangan terberat yang dihadapi saat ini untuk mewujudkan revolusi industri keempat. Lagi-lagi, penyediaan infrastruktur dan kesiapan teknologi informasi, seperti internet of things (IoT), big data, cloud computing, artificial intelligence, maupun virtual & augmented reality menjadi hambatan.
“Maka akan menjadi pertanyaan dan tantangan besar yang harus kita jawab bersama, apakah revolusi industri keempat akan mengubah tatanan industri sebelumnya?” tutur dia.
Lebih lanjut, Airlangga yang juga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar itu mengungkapkan, teknologi informasi dan komunikasi di era digitalisasi sekarang tidak hanya digunakan dalam proses produksi. Namun, teknologi tersebut digunakan dalam seluruh rantai pasok untuk mengoptimalisasi efisiensi biaya. Hal itu yang menjadi model bisnis berbasis digital saat ini.
Airlangga mengatakan, bonus demografi yang bakal didapat Indonesia menjadi salah satu modal besar untuk mencapai itu. Untuk itu, pengembangan SDM yang berkompeten untuk dapat melahirkan suatu inovasi teknologi di dunia industri menjadi prioritas saat ini.