Sabtu 23 Feb 2019 14:03 WIB

AS Terapkan Tarif Pengiriman, Petani Zaitun Spanyol Merugi

Ekspor zaitun hitam telah turun 60 persen sejak tarif diberlakukan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Friska Yolanda
Buah zaitun.
Foto: EPA
Buah zaitun.

REPUBLIKA.CO.ID, SPANYOL -- Petani zaitun Spanyol terpaksa mengalami kerugian semenjadi Amerika menerapkan tarif pada pengiriman zaitun hitam dari Spanyol sejak Juni 2018 lalu. Tarif yang dikenakan telah menelan biaya produksi sebanyak 27 juta dolar AS atau sekitar Rp 378 miliar, dan kemungkinan memiliki efek jangka panjang pada daerah-daerah penghasil zaitun di Spanyol. 

Antonio De Mora, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penghasil dan Pengekspor Zaitun Meja Spanyol, mengatakan pertanian zaitun adalah industri vital bagi Andalusia dan daerah sekitarnya di mana ada beberapa alternatif untuk pekerjaan. "Panen zaitun hitam telah sangat berkurang sebagai akibat dari penurunan permintaan, dan tidak mungkin untuk menggantikan pasar penting seperti AS dalam jangka pendek dan menengah," kata Antonio kepada BBC yang dikutip Republika.co.id, Sabtu (23/2). 

Baca Juga

Menurut asosiasi, ekspor zaitun hitam telah turun 60 persen sejak tarif diberlakukan. Sedangkan, Spanyol adalah penghasil dan pengekspor zaitun terbesar di dunia. Negara itu dapat mengekspor zaitun senilai 67,6 juta dolar AS sebelum tarif diberlakukan.

"Jika bea cukai tetap ada, kami pasti akan kehilangan sebagian besar pasar zaitun hitam AS," kata Antonio.

Pada Januari 2019, Cecilia Malmstrom, komisaris perdagangan Uni Eropa, mengajukan petisi kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengatasi masalah ini. Dia mengatakan dalam tweet bahwa tarif ini tidak dapat dibenarkan, tidak beralasan dan bertentangan dengan aturan dari WTO. Keluhan juga datang dari dua produsen zaitun yang berbasis di California, Bell-Carter Foods Inc dan Musco Family Olive Co. 

Perusahaan-perusahaan itu mengklaim bahwa petani Spanyol menjual zaitun mereka 70 persen di bawah nilai pasar mereka yang sebenarnya. Kalifornia adalah negara berkembang utama di AS dengan iklim yang mirip dengan Mediterania, dan selama hampir seabad industri AS fokus pada zaitun matang atau zaitun hitam yang biasanya digunakan orang Amerika pada pizza dan salad. Namun pada akhir 1990-an, banyak petani mulai beralih memproduksi minyak zaitun.

Menurut Sam Israelit, pemilik Spanish Oaks Ranch di California tengah, banyak petani beralih karena minyak zaitun menghasilkan lebih banyak nilai per ton daripada buah matang. Pergantian ini memungkinkan produsen Spanyol untuk menjadi kembali mengusai pasar di AS, dan meninggalkan Bell-Carter Foods dan Musco Family Olive sebagai satu-satunya dua produsen utama olive table AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement