REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan Fourtwnty pada konser Liztomania Volume 6 "Humaniora" berkolaborasi dengan penyanyi, penabuh drum, gitaris, serta penari. Tidak hanya itu, ayah dari ketiga personel Fourtwnty juga turut terlibat dan hadir di panggung Gedung Kesenian Jakarta.
Tiga pria paruh baya itu naik ke atas panggung sebelum Fourtwnty melantunkan lagu "Kita Pasti Tua". Mereka bangkit dari kursi penonton, beranjak ke saung dan kursi-kursi yang menjadi dekorasi sudut kiri panggung.
Mereka menyalakan lampu-lampu petromaks dan duduk berbincang sepanjang lagu. Seolah ketiganya adalah perwujudan Ari Lesmana, Nuwi, dan Roots di kala tua. Kehadiran tiga bapak tersebut juga selaras dengan lirik lagu yang tengah dibawakan.
Setelah lagu berakhir, Ari Lesmana sang vokalis memperkenalkan para ayah kepada penonton. Dia juga berterima kasih karena mereka selalu mendukung para personel berkarya. Terbukti dari kehadiran dan kolaborasi malam itu.
"Mereka juga pernah jadi model tanpa dibayar untuk sampul album kami yang rilis 2018, Ego & Fungsi Otak," kata Ari berseloroh.
Selama dua jam konser, Fourtwnty membawakan belasan lagu yang sarat pemaknaan terhadap hidup dan kemanusiaan. Tembang hit seperti "Zona Nyaman", "Hitam Putih", "Fana Merah Jambu", dan "Aku Tenang" sukses mengajak penonton ikut bernyanyi.
Pada tengah konser, ada jeda di mana penggagas Liztomania Ridho Hafiedz memberikan pidato singkat mengenai acara. Dia mengatakan, pemilihan grup musik Fourtwnty sebagai pengisi acara adalah karena konsistensi berkarya dan konsep bermusiknya yang unik.
Sejak 2016, Liztomania volume satu sampai lima telah menggandeng musisi kenamaan lain dari Indonesia. Ada Slank, Glenn Fredly, Payung Teduh, Barasuara, dan God Bless. Tajuk konser tiap pertunjukan pun berbeda, yang kali ini menggunakan tajuk "Humaniora".
"Humaniora merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana memanusiakan manusia dan menjadi lebih berbudaya. Tema ini diambil karena kami anggap sesuai dengan karya-karya Fourtwnty," ujar Ridho.