REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji melindungi standar pertanian dan tradisi kuliner Eropa ditengah agresifnya praktik perdagangan luar negeri yang hanya melihat 'makanan sebagai produk seperti barang lainnya'. Hal ini dikatakan Macron dalam kunjunganya ke pekan agrikultur Prancis, Salon d’Agriculture, Paris.
Kunjungan tersebut bertujuan menarik simpati dan meredakan amarah petani Prancis di pedesaan. Para petani menilai kebijakan pemerintahan Macron hanya menguntungkan elite di perkotaan dan mengabaikan daerah pedesaan yang dikenal sebagai pusat produksi keju dan anggur.
"Peradaban makan enak, gastronomi, seni kehidupan (Eropa) sekarang terancam kekuatan dunia yang mengejar kebijakan perdagangan yang agresif dan melihat makanan sebagai produk seperti hal lainnya, tanpa memperhatikan lingkungan, kesehatan atau kuliner," kata Macron, Sabtu (23/2).
Macron mengusulkan penggunaan teknologi blockchain untuk melacak sumber makanan dan menempatkan Eropa sebagai garda depan teknologi agrikultur dunia. Ia mengatakan hal ini di saat Uni Eropa tengah melakukan pembicaraan tentang rencana bantuan pertanian, sumber bantuan petani Prancis.
Dalam pembicaraan itu ia mengimbau persatuan Eropa. Ia juga menentang nasionalisasi kebijakan pertanian Prancis.
Macron meminta petani Prancis melihat mata pencaharian mereka dalam konteks global. Tapi faktanya mereka kesulitan menyambung hidup sehari-hari ditengah tekanan utang dan ketidakpastiaan masa depan. Banyak masyarakat di pedesaan Prancis melihat Macron sebagai contoh elite kota yang tak dapat mereka jangkau.
Selain itu, masih banyak petani Prancis yang mengharapkan bantuan pemerintah untuk menghadapi semakin beratnya persaingan. Apalagi, banyak kompetitor asing masuk Prancis.
Macron berusaha mengatasi masalah ini dengan menghabiskan waktunya di Salon d’Agriculture, Paris. Di sana petani Prancis menunjukkan barang dagangan mereka, seperti makanan dan anggur. Ia bertemu dengan petani susu, produsen daging babi, petani anggur, dan petani lainnya.
Macron dikawal ketat selama kunjungannya tersebut. Aktivis rompi kuning juga sedang menggelar unjuk rasa pekan ke-15 di Paris dan kota-kota lainnya di seluruh Prancis. Macron dicemooh pada pameran pertanian tahun lalu karena berencana melarang penggunaan pestisida dan kesepakatan perdagangan yang populer.