Sabtu 23 Feb 2019 21:57 WIB

Kiat Bawaslu Gaet Pelajar Ikut Awasi Pemilu 2019

Bawaslu Semarang memfasilitasi pelajar membuat film pendek bertema pengawasan Pemilu

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Pemilih pemula
Foto: antara
Pemilih pemula

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Banyak cara dilakukan penyelenggara Pemilu untuk menangkal ‘virus’ pragmatisme berpolitik yang rentan menyasar kalangan wong cilik. Tak terkecuali menjelang hajat Pemilu 2019 yang akan dihelat 17 April 2019 mendatang.

Sejumlah pihak memperkirakan, praktik politik uang masih menjadi momok bagi ihtiar mewujudkan demokrasi yang lebih bermartabat. Sebagai bagian dari penyelenggara, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memandang penting ‘imunitas’ di tataran masyarakat.

Baca Juga

Berangkat dari persoalan ini, Bawaslu Kabupaten Semarang pun mengerahkan segala kemampuannya untuk menebarkan imunitas guna menangkal politik uang, di berbagai level komunitas. Di level pemilih pemula, kiat ini dilakukan dengan menggali kreativitas kelompok pelajar.

Bawaslu Kabupaten Semarang memfasilitasi pelajar di daerahnya untuk membuat film pendek bertemakan pengawasan Pemilu, termasuk terhadap politik uang. Proses ini dimulai dengan workshop film pendek bagi puluhan siswa SMA/SMK yang diselenggarakan di Griya Persada, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (23/2).

Para peserta terlebih dahulu mengikuti pelatihan yang mengulas materi pengawasan pemilu dan teknis pembuatan video langsung dari praktisi. Hal itu dilakukan sebelum mereka melakukan proses pembuatan film pendek. “Sehingga karya yang dibuat oleh para peserta ini tidak keluar dari konteks tema dan teknis yang diajarkan,” Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Kabupaten Semarang, Syahrul Munir.

Ia menambahkan, ada 25 kelompok siswa dari 25 sekolah yang terlibat. Mereka saat ini sedang dalam tahapan produksi. Nantinya, video-video pendek karya pelajar akan ditayangan di media sosial Bawaslu dan menjadi sarana kampanye pengawasan pemilu. “Karena pengawasan partisipatif Pemilu 2019 membutuhkan peran lapisan masyarakat, di luar tanggungjawab Bawaslu dengan instrumen pengawasnya hingga di lingkungan desa/kelurahan,” tambahnya.   

Sementara itu, salah seorang peserta, Hendy Pratama mengaku tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kabupaten Semarang ini. Pelajar SMKN 1 Pringapus tersebut mengaku terpanggil untuk mengikuti kegiatan ini karena memang berminat untuk memproduksi video pendek. “Saya juga tertarik karena materinya cukup relevan dengan kondisi masyarakat yang segera meghadapi Pemilu ini,” tegasnya.

Sebab, jelasnya, tema pengawasan Pemilu menjadi menarik saat diceritakan ke dalam video. Karena realitas di masyarakat memang masih butuh banyak pemahaman untuk bisa mewujudkan Pemilu yang benar-benar bersih.

Baik bersih dari politik uang, kampanye hitam, ujaran kebencian, informasi hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan lainnya yang dapat merugikan nilai-nilai demokrasi di negeri ini.

Ia juga mengaku, senang bisa berkolaborasi dengan siswa dari sekolah lain dalam kegiatan ini. Kebetulan semuanya juga tertarik dengan produksi video. “Kami malah punya gagasan untuk mewujudkan komunitas film pelajar,” tambah Hendy.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement