REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Tim putri PB Mutiara Cardinal Bandung tak mendapatkan kesulitan untuk mempertahankan gelar juaranya di Djarum Superliga Badminton 2019. Di babak final, Mutiara Cardinal mengalahkan PB Jaya Raya dengan 3-0, Sabtu (23/2).
Kemenangan pertama diraih Mutiara Cardinal melalui pemain asal Hong Kong, Cheung Ngan Yi yang mengalahkan pemain asal Vietnam yang membela Jaya Raya, Vu Thi Trang 22-20 an 21-13. Ganda pertama Mutiara Cardinal, Yulfira Barkah/Maretha Dea Giovani lagi-lagi menyumbangkan kemenangan setelah mengalahkan Jauza Fadhila Sugiarto/Virni Putri dengan 18-21 dan 8-21.
Di partai ketiga, wakil Jaya Raya, Sri Fatmawati memberikan perlawanan kepada mantan pemain Pelatnas yang membela Mutiara Cardinal, Hanna Ramadhini. Padahal Sri Fatmawati berpeluang untuk merebut partai ketiga. Sri sudah unggul 15-21 dan 13-15. Namun adanya pengembalian bola Hanna dari smash yang dilancarkan Sri dan kemudian bola masuk ke lapangan Sri, rupanya membuat tekanan untuk Sri.
Hanna merebut enam angka beruntun dan berbalik unggul 19-15. Sri sempat menghentikan laju Hanna dengan merebut satu angka. Tapi kemudian Hanna berhasil merebut gim kedua dengan 21-16.
Saat gim ketiga, Sri belum lepas dari tekanan. Ia berkali-kali melakukan kesalahan sendiri dengan bola yang dipukul melebar maupun menyangkut di net. Hanna langsung unggul 11-2. Saat jeda, Sri terlihat menitikkan air mata. Ia juga terlihat menghapus air matanya saat akan melanjutkan paruh akhir gim ketiga.
Sri berupaya bangkit untuk mengejar ketertinggalan. Namun jarak perolehan angka yang terlalu jauh, menyulitkan Sri. Hanna memenangkan pertandingan dengan 21-14.
“Alhamdulillah bisa menang. Gim pertama memang kalah. Di gim kedua, saya terus berkata dalam hati untuk enggak mau kalah, apalagi ini mainnya di Bandung. Setidaknya berjuang dulu sampai saya benar-benar sampai di batas kemampuan saya,” kata Hanna dalam jumpa pers usai pertandingan.
Manajer Tim Mutiara Cardinal Bandung, Umar Djaidi mengapresiasi dengan semangat pantang menyerah yang diperlihatkan Hanna sebagai penentu kemenangan. “Hanna sudah memberikan kemenangan di penghujungnya yang manis. Karena saya kan enggak tahu apa dua tahun ke depan masih bisa main atau tidak,” kata Hanna.
Umar menjelaskan sebenarnya ia sama sekali tidak menduga akan memenangkan pertandingan dengan 3-0. Ia sudah meminta kepada para pemainnya untuk waspada di tiga partai pertama. Harapan ada di partai keempat dan kemudian penentuan ada di partai kelima.
“Benar-benar di luar prediksi. Kita sebagai tuan rumah, apalagi Jawa Barat hanya mengirimkan satu wakil dan kemudian bisa memenuhi harapan seluruh warga Jabar,” ujar Umar.
Ke depan, ia memiliki tugas dalam pembinaan di sektor putra. Ia mengakui sektor putra di Mutiara Cardinal masih di bawah PB Djarum Kudus dan Jaya Raya. “Saat ini tim putri memang lebih dominan. Mudah-mudahan akan menyusul. Ini masih jadi PR (pekerjaan rumah) buat pembinaan kita,” jelas Umar.
Sementara itu, klub Berkat Abadi menjadi juara ketiga setelah menang dramatis melawan klub asal Jepang, Shaisunkan Nihon-Unisys, 3-2, Sabtu (23/2). Pemain asal Amerika Serikat (AS), Zhang Beiwen memberikan angka kemenangan pertama untuk Berkat Abadi setelah mengalahkan Ayumi Mine, 21-14 dan 21-19.
Berkat Abadi memperbesar kemenangan melalui ganda pertamanya, Dian Fitriani/Nadya Melati yang mengalahkan Kie Nakanishi/Rin Iwanaga dengan 21-16, 14-21 dan 21-14. Shaisunkan Nihon-Unisys memperkecil ketertinggalan melalui tunggal pertamanya, Shiori Ebihara yang mengalahkan Silvi Wulandari, 21-5, 15-21 dan 21-17.
Ganda kedua Shaisunkan Nihon-Unisys, Reika Kakiiwa/Yukino Nakai juga mampu mengalahkan wakil Berkat Abadi, Brigita Marcelia Rumambi/Isra Faradila dengan 21-11 dan 21-12. Kedudukan pun imbang menjadi 2-2.
Partai kelima yang menentukan berlangsung ketat antara wakil Berkat Abadi, Gabriela Meilani Moningka melawan Chisato Hoshi. Chisato mencuri gim pertama dengan 17-21. Gabriela tetap memberikan perlawanan dan merebut gim kedua dengan 21-18. Gim ketiga pun harus dipertandingkan.
Gabriela tertinggal lebih dulu dengan 5-11 di paruh gim ketiga. Perlahan-lahan, Gabriela memperkecil ketertinggalan dengan 10-16 dan menyamakan kedudukan dengan 18-18. Chisato berada di atas angin saat mencapai match point lebih dulu dengan 18-20.
Akan tetapi, Gabriela belum mengibarkan bendera putih. Ia terus melancarkan serangan ke daerah pertahanan Chisato. Gabriela mampu mencuri empat angka secara beruntun dan berbalik memenangkan pertandingan dengan 22-20.
Gabriela pun meluapkan kegembiraannya dengan berjoget di tengah lapangan. Rekan-rekan satu timnya pun merangsek masuk ke lapangan dan memeluk Gabriela yang menjadi pahlawan Berkat Abadi memenangkan pertandingan dengan 3-2.
Pemain Berkat Abadi, Gabriela Meilani Moningka melakukan selebrasi dengan berjoget di tengah lapangan.
“Saya kan terakhir, mikirnya tidak ada beban. Di gim pertama memang saya enggak maksimal, banyak bola yang tertekan. Dan gim kedua saya bisa lebih cepat lagi mainnya, temponya saya cepetin dan menang. Gim ketiga, sebenarnya saya sudah habis kakinya karena jatuh berkali-kali. Saya berdoa dan berusaha kasih yang terbaik dan ternyata bisa menang,” kata Gabriela usai pertandingan.
Ia mengaku dukungan para penonton di GOR Sasana Budaya Ganesha, Bandung sangat membantunya dalam pertandingan tersebut. Apalagi lawan Berkat Abadi merupakan klub dari Jepang, sehingga para penonton maksimal memberikan dukungannya.
“Tadi bersyukur penonton mendukung dan berteriak ‘Indonesia’. Tadi kayak enggak ada capeknya, penonton support terus. Terima kasih dukungannya. Amazing,” tutur Gabriela.