Ahad 24 Feb 2019 15:00 WIB

Tertembaknya Seorang Syahid

para pencari keadilan di berbagai negara mencari inspirasi dari pesan-pesan Malcolm X

Malcom X
Foto: Malcomx.com
Malcom X

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Fitriyan Zamzami, Wartawan Republika

JAKARTA --  Pada akhir-akhir Februari seperti sekarang, 54 tahun lalu, seorang pria Afrika- Amerika naik panggung di Aula Dansa Audobon, Harlem, New York. Di hadapannya, 400 kursi yang diatur bersaf-saf dengan rapi sudah dipenuhi pengunjung.

Seluruhnya mengenakan setelan jas tebal karena musim dingin belum lagi selesai. Pria yang naik ke panggung pagi itu tegap dan gagah. Sorot matanya tajam, dilindungi kacamata dengan bingkai tebal. Rahangnya seperti dipahat, ada belahan di dagunya. Rambut keritingnya dipangkas sehingga tertata. Kata orang-orang, ia terlihat sangat tampan.

Assalamualaikum kata dia membuka pidato dengan salam khas agama Islam yang ia anut dengan suaranya yang berat dan menghipnotis. Belum lagi ia masuk da lam pidato, ada keributan di baris bangku kedelapan dari depan. Hei, Nigger, keluarkan tanganmu dari sakuku, teriak salah seorang di antara mereka.

Hei, hei, saudara-saudaraku, hentikan perkelahian. Tetaplah tenang, kata pria di panggung. Para penjaga yang mengelilinginya bergegas ke bangku mencoba memisahkan keduanya. Pada saat bersama an, seseorang mendekati panggung, me narik senapan sebar (shotgun) yang telah dipotong bagian depannya, kemudian memuntahkan peluru. Dua lagi datang dan menembak menggunakan pistol.

Sang pembicara di panggung terkena tembakan di dagu, tangan, dan dada. Ia dibawa keluar melalui bagian samping gedung langsung menuju rumah sakit, tetapi nyawanya tak terselamatkan. Ke hidup an singkat yang penuh warna dan perjuangan Haji Malik Shabazz berakhirlah sudah pada 21 Februari 1965. Ketika itu ia baru berusia 39 tahun.

Dunia lebih kenal dengan nama lainnya, Malcolm X. Lahir dengan nama Malcolm Little, perjalanan hidup putra seorang pendeta tersebut adalah cerminan perjalanan panjang Muslim Afrika- Amerika, komunitas yang kerap tenggelam gaungnya dibanding komunitas Muslim lain di Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement