Ahad 24 Feb 2019 17:21 WIB

Tiga Negara Penghasil Karet Dunia Sepakat Batasi Harga

Tiga negara, Indonesia, Thailand dan Malaysia menyumbang 70 persen karet dunia.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani menyadap karet di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/12/2018). Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah siap membeli karet dari petani untuk digunakan sebagai bahan baku campuran aspal dalam proyek infrastruktur.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Petani menyadap karet di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/12/2018). Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah siap membeli karet dari petani untuk digunakan sebagai bahan baku campuran aspal dalam proyek infrastruktur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk menekan harga karet yang sempat rendah pada 2018 kemarin hingga awal tahun ini, tiga negara produsen karet terbesar di dunia yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia, berencana membatasi ekspor karet hingga 300 ribu ton. 

Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 70 persen produksi karet alam dunia. Oleh karena itu, melalui Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) yang digelar di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu, ketiga negara sepakat melakukan pembatasan ekspor komoditas karet demi menopang harga karet global. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri menyatakan, perjuangan Indonesia untuk implementasi AETS berbuahkan hasil setelah sebelumnya sempat melalui perundingan antarnegara yang cukup alot. 

“Akhirnya kita sampaikan fakta-fakta empiris terkait melemahnya harga karet di lapangan untuk meyakinkan pihak Thailand,” kata Kasan saat dihubungi Republika, Ahad (24/2). 

Untuk menjalankan strategi penekanan harga karet global, kata dia, pemerintah tengah berupaya melakukan upaya domestik melalui domestic promotion scheme atau skema promosi domestik. Antara lain dengan penggunaan industri berbasis karet lainnya yang termasuk juga untuk vulkanisisasi. 

“Upaya domestik ini sudah disepakati oleh masing-masing negara, Indonesia juga akan memastikan jalan ke akses karet akan diaspal tidak hanya jalan tol saja. Ini diupayakan aksesnya bisa ke semua daerah penghasil karet,” kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement