REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk menekan harga karet yang sempat rendah pada 2018 kemarin hingga awal tahun ini, tiga negara produsen karet terbesar di dunia yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia, berencana membatasi ekspor karet hingga 300 ribu ton.
Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 70 persen produksi karet alam dunia. Oleh karena itu, melalui Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) yang digelar di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu, ketiga negara sepakat melakukan pembatasan ekspor komoditas karet demi menopang harga karet global.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri menyatakan, perjuangan Indonesia untuk implementasi AETS berbuahkan hasil setelah sebelumnya sempat melalui perundingan antarnegara yang cukup alot.
“Akhirnya kita sampaikan fakta-fakta empiris terkait melemahnya harga karet di lapangan untuk meyakinkan pihak Thailand,” kata Kasan saat dihubungi Republika, Ahad (24/2).
Untuk menjalankan strategi penekanan harga karet global, kata dia, pemerintah tengah berupaya melakukan upaya domestik melalui domestic promotion scheme atau skema promosi domestik. Antara lain dengan penggunaan industri berbasis karet lainnya yang termasuk juga untuk vulkanisisasi.
“Upaya domestik ini sudah disepakati oleh masing-masing negara, Indonesia juga akan memastikan jalan ke akses karet akan diaspal tidak hanya jalan tol saja. Ini diupayakan aksesnya bisa ke semua daerah penghasil karet,” kata dia.