REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menanggapi turunnya elektabilitas PDIP di kalangan pemilih Muslim setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bergabung.
Hendrawan mengatakan tak ada sebab-akibat yang ditimbulkan oleh masuknya Ahok sebagai kader PDIP. "Tidak ada kausalitas demikian. Hasil survei naik turun itu soal biasa, jangan terlalu deterministik," ungkap Hendrawan melaui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (24/2).
Menurutnya, PDIP merupakan partai yang mengusung jiwa dan semangat secara kebangsaan, kerakyatan dan keadilan. PDIP bukanlah partai yang suka membawa sentimen agama atau simbol-simbol agama dalam berpolitik. "Partai kami mengedepankan politik pencerahan, bukan politik pendangkalan akal sehat," ujarnya.
Selain itu, Hendrawan menilai banyak lembaga survei yang bertindak sebagai konsultan politik. Sehingga hasil survei yang diumumkan kepada publik tidak memiliki kredibilitas yang bisa dipercaya sepenuhnya.
Anggota Komisi XI DRI itu menyebut, semua partai politik peserta pemilu akan mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk menunggu survei yang dilakukan pada akhir Maret atau awal April 2019. "Dipercaya, semua partai sudah pada mengalami versnelling 4, dan jumlah undecided voters mulai berkurang drastis," jelas Hendrawan.
Sebelumnya, Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan faktor utama yang membuat elektabilitas PDIP turun adalah masuknya Ahok. Mantan guburnur DKI Jakarta itu, dinilai memberikan sentimen negatif terhadap PDIP.
"PDIP harus segera recovery, ditambah lagi bergabungnya Ahok ke PDIP sintemen negatif dan mempertegas bahwa PDIP partai pendukung penista agama," terang Pangi, Jum'at (22/2).