REPUBLIKA.CO.ID, GAZIANTEP -- Mencari nafkah lewat kemahiran membuat kaligrafi dilakukan pasangan suami istri asal Suriah yang bermigrasi ke Turki dan menetap di Gaziantep. Mereka adalah Muhiddin Najib Badenjki, seorang warga Suriah berusia 70 tahun dari Aleppo. Badenjki telah memulai belajar membuat kaligrafi ketika masih berusia 13 tahun.
Badenjki kemudian memutuskan tinggal Gaziantep, Turki bersama istrinya Hasnaa Tahhan yang berusia 60 tahun dan anak-anaknya pascaperang saudara meletus di negaranya.
Badenjki yang juga mengajari istrinya seni kaligrafi dan seni keramik di rumahnya yang hanya memiliki satu kamar, berusaha melupakan kenangan pahit tentang perang. Badenjki telah memberikan pelajaran kaligrafi dan seni keramik selama 50 tahun di tanah kelahirannya.
Begitupun saat ini, Badenjki memberikan pelajaran kaligrafi gratis kepada siswa Turki dan Suriah di Gaziantep. Ia pun mengatakan bahwa dirinya begitu semangat mengajarkan seni.
“Siswa juga menunjukkan minat yang besar pada seni ini. Orang-orang Turki menghargai seni kaligrafi. Mereka membeli karya kaligrafiku,” kata Badenjki seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/2).
Sementara itu istrinya, Hasnaa Tahhan mengatakan bahwa dirinya belajar kaligrafi dan seni marmer dari suaminya untuk meringankan beban hidupnya.“Saya menyukai seni kaligrafi saat saya berada di negara saya. Saya jatuh cinta dengan suara pena di atas kertas. Saya berusaha keras untuk belajar kaligrafi, dan akhirnya saya menjadi berhasil,” katanya.
Artikel asli: https://www.aa.com.tr/en/life/turkey-syrian-couple-hold-on-to-life-with-calligraphy/1401008