Senin 25 Feb 2019 08:24 WIB

Wasathi Ajak Para Penceramah Tinggalkan Dakwah Kebencian

Berislam harus sesuai dengan prinsip rahmat untuk alam semesta

Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wadah Silaturahim Khatib Indonesia (Wasathi) mengajak para penceramah untuk tidak menyebar kebencian lewat aktivitas dakwahnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

"Kami menolak dan melawan dengan tegas segala bentuk praktik provokasi, ujaran kebencian, fitnah, makar, kebohongan dalam aktivitas penyampaian khutbah Jumat atau dakwah," kata deklarator Wasathi, Arif Fahrudin, pada acara Deklarasi Wasathi di Jakarta, Ahad (25/2) malam. 

Baca Juga

Menurut dia, risalah Islam agar disampaikan sesuai karakter yang moderat, berkedamaian, kontekstual, dan berkomitmen untuk memadukan semangat agama dengan kebangsaan. 

Dia mengatakan berislam harus sesuai dengan prinsip rahmat untuk alam semesta, yaitu secara ramah, toleran, moderat, dan tegas dalam pluralitas suku, agama, ras, serta antargolongan.

Seiring dengan hal itu, lanjut dia, mengamalkan Islam juga harus sesuai dengan pedoman Alquran, sunah, hukum, dan perundang-undangan yang berlaku. 

"Integrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam setiap lini kehidupan dan lapisan masyarakat demi kehidupan nasional yang penuh kebijakan dan kerukunan," kata dia.

Arif juga mengajak umat dan masyarakat untuk secara konsisten menjadikan ulama sebagai pandu dan guru dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. 

 

 

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement