Senin 25 Feb 2019 16:17 WIB

CIMB Grup Malaysia Dorong UMKM ke Industri Halal Global

CIMB Grup sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan kosmetik halal.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Wisata Halal
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Wisata Halal

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perbankan di Malaysia, salah satunya CIMB Islamic Bank Bhd mendorong lebih banyak bisnis rumahan dan usaha kecil dan menengah (UKM) di industri halal untuk naik kelas di skala global. Tercatat ekspor produk halal Malaysia saat ini lebih dari 45 miliar ringgit atau Rp 153 triliun pada 2018.

Kepala eksekutif perbankan syariah CIMB Group Rafe Haneef mengatakan tantangan bagi bisnis rumahan dan UKM saat ini adalah bagaimana meningkatkannya.

Baca Juga

"Di situlah keahlian CIMB Islamic, Koridor Halal CIMB-ASEAN dan jaringan regional CIMB memberikan proposisi nilai yang kuat kepada pelanggan kami," katanya saat penandatanganan kemitraan dengan merek lokal, dilansir di The Edge Markets, Senin (25/2).

CIMB mengumumkan kemitraannya dengan perusahaan kosmetik lokal SimplySiti Sdn Bhd untuk memperluas bisnis perawatan kecantikan halal di luar Malaysia. Rafe mengatakan merek-merek seperti SimplySiti akan menerima dukungan end-to-end dari bank di lima bidang utama dukungan seperti akses pasar, rantai pasokan, sertifikasi, logistik dan pembiayaan.

Rafe menambahkan ini adalah kemitraan pertama untuk tahun ini dan CIMB Islamic bermaksud untuk membantu meningkatkan skala perusahaan dalam waktu dekat.

"Kami memiliki belasan perusahaan yang ingin melampaui Malaysia. Dan agar mereka berhasil di luar Malaysia, mereka harus terlebih dahulu menjadi sukses di negara asal. Jadi kami membantu mereka menjadi lebih kuat," katanya.

Dia mengatakan sektor-sektor lain yang ingin didukung oleh CIMB Islamic selain industri kosmetik dan kecantikan adalah fashion, makanan dan minuman, farmasi, dan pertanian. Diperkenalkan tahun lalu, Koridor Halal CIMB-ASEAN adalah jaringan perdagangan yang disempurnakan yang menghubungkan bisnis halal dengan infrastruktur perdagangan dan ekosistem di seluruh kawasan untuk mengambil keuntungan dari meningkatnya permintaan produk halal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement