Senin 25 Feb 2019 16:18 WIB

Trump Tunda Kenaikan Tarif Barang Cina

Presiden kedua negara akan bertemu untuk kesepakatan perdagangan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Bendera Cina dan AS
Foto: AP PHOTO/Andy Wong
Bendera Cina dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda kembali kenaikan tarif impor Cina. Dalam pengumuman melalui Twitter, Trump mengatakan keputusan tersebut diambil berdasarkan penawaran negosiasi yang produktif antara Washington dan Beijing.

"Saya senang melaporkan bahwa AS membuat kemajuan substansial dalam pembicaraan perdagangan dengan Cina. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS & Cina!" ujar Trump dalam cicitannya Ahad (24/2) waktu setempat.

Trump mengatakan, jika pembicaraan terus berjalan dengan baik, maka ia akan bertemu langsung dengan Presiden Cina Xi Jinping di Ma-A-Lago untuk menyepakati kesepakatan perdagangan. Trump menyampaikan kepada sekelompok Gubernur di Gedung Putih untuk bersiap mengutip pengumuman yang sangat besar dalam satu hingga dua pekan ke depan.

"John luar biasa, kami ingin membuat kesepakatan hebat bagi kedua negara dan itulah yang akan kami lakukan," ujarnya.

Trump awalnya berencana untuk meningkatkan tarif barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen, jika kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan pada Jumat. Presiden mengatakan, bahwa negosiator membuat kemajuan yang baik pada beberapa poin penting seperti teknologi paksa Cina mentransfer kurangnya perlindungan kekayaan intelektual untuk perusahaan-perusahaan Amerika dan daftar perselisihan lainnya.

"Pembicaraan perdagangan memiliki kemajuan termasuk tentang masalah struktural penting seperti perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, layanan, mata uang, dan banyak masalah lainnya," katanya.

Meski demikian, negosiator utamanya, perwakilan perdagangan AS, Robert light Heiser, memperingatkan bahwa masih ada beberapa rintangan penawaran. Menurut salah satu sumber, yang terbesar dari ini akan datang dengan cara untuk memastikan Cina menahan akhir dari kesepakatan yang masih tanda-tanda bersorak adanya berita kemajuan. Sementara Trump belum menetapkan tenggat waktu baru untuk kesepakatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement