Selasa 26 Feb 2019 00:12 WIB

Penipuan Investasi Menargetkan Pengguna Instagram

Para korban penipuan rata-rata kehilangan 8.900 poundsterling.

Instagram
Foto: EPA
Instagram

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pusat pelaporan kejahatan dan penipuan Kepolisian Inggris, Action Fraud, mengatakan telah terjadi lonjakan aktivitas dalam beberapa bulan terakhir oleh penipu yang memposting tentang skema cepat kaya. Sekitar 356 laporan kerugian akibat penipuan berkedok investasi telah dibuat dalam lima bulan terakhir.

Korban dijanjikan pengembalian tinggi dalam waktu 24 jam, tetapi penipu meminta biaya dan kemudian menghilang. Para korban yang berusia 20-an ini rata-rata kehilangan 8.900 poundsterling setelah masuk dalam jebakan penipuan investasi yang muncul di platform berbagi gambar Instagram.

Baca Juga

Mereka yang ditipu kehilangan total kolektif lebih dari 3 juta poundsterling. Tetapi diperkirakan lebih banyak dana yang telah dicuri karena beberapa korban mungkin tidak melaporkan kerugian yang mereka alami.

Penipuan investasi ini dilakukan melalui iklan di aplikasi Instagram. Mereka yang ditargetkan didorong untuk mentransfer sebesar 600 poundsterling dan dijanjikan keuntungan dalam sekejap.

Setelah uang itu dibayarkan, para korban akan dikirimi gambar yang konon merupakan total keuntungan yang akan masuk ke akun mereka. Selanjutnya, para penipu memberitahu korban mereka untuk berinvestasi lebih banyak lagi.

Itulah sebabnya kerugian dapat mencapai ribuan poundsterling. Namun, para penipu ini kemudian menutup akun Instagram, menghentikan semua kontak, dan menghilang dengan uang yang sudah ditransfer oleh para korban.

Dilansir BBC, Senin (25/2), para penipu investasi sering menggunakan gambar yang terlihat profesional dan dapat menjanjikan laporan penelitian gratis, diskon khusus, dan kiat rahasia sukses berivestasi saham.

ZeroFox, sebuah perusahaan keamanan yang berspesialisasi dalam media sosial, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa ia menemukan lebih dari dua juta postingan publik di Instagram yang mendorong jenis penipuan ini.

"Penipu mengambil keuntungan dari para korban yang tidak menaruh curiga dab menjalani kehidupan sehari-hari mereka di media sosial," kata Inspektur Paul Carroll dari Action Fraud.

Carroll mendesak pengguna media sosial untuk tidak mengirim uang ke orang asing yang hanya ditemui di dunia maya. Ia juga menyarankan kepada mereka yang ingin menginvestasikan uangnya untuk hanya berurusan dengan perusahaan keuangan yang sudah mendapat izin resmi dari regulator keuangan, dan untuk melaporkan setiap kasus penipuan yang mereka alami.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement