REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Para penyerang membakar satu pusat perawatan Ebola yang dikelola Medecins Sans Frontieres (MSF) di bagian timur Republik Demokratik Kongo (RDK) Ahad (24/2) malam. Insiden tersebut memaksa para staf mengevakuasi pasien-pasien, kata lembaga amal tersebut.
Sejauh ini, belum ada rincian mengenai identitas atau motif dari orang-orang pembakar fasilitas, yang berada di distrik Katwa, di jantung wilayah wabah terburuk penyakit mematikan itu di RDK.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa para pekerja bantuan menghadapi ketidakpercayaan di beberapa kawasan. Kondisi itu dipicu oleh desas-desus mengenai perawatan dan oleh orang-orang yang memilih pengobatan tradisional.
"Akibat pembakaran bangunan itu, para pasien tak mungkin lagi mendapat perawatan di sana," menurut MSF di Twitter pada Senin (25/2).
"Tak ada pasien maupun staf yang mengalami luka-luka," tambah MSF.
Kementerian Kesehatan Kongo melaporkan bahwa wabah Ebola telah membunuh 546 orang sejak Juli. Sebagian besar dari kasus itu terjadi sejak permulaan tahun di Katwa, yang dekat dengan perbatasan dengan Uganda.
Tiga sukarelawan Palang Merah Kongo diserang ketika mereka membantu penguburan seorang korban Ebola di bagian timur Kongo pada Oktober. Dua bulan kemudian, para pengunjuk rasa politik menggeledah sebuah pusat isolasi Ebola di dekatnya.