REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 11 Pendidik dan Tenaga Pendidik (PTK) dari Kabupaten Sleman studi banding ke luar negeri. Mereka terdiri dari satu pengawas Sekolah Menengah Pertama (SMP), tiga kepala sekolah, tiga guru Sekolah Dasar (SD) dan empat guru SMP.
Keberangkatan itu merupakan program yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mereka akan berangkat bersama 1.000 PTK dari seluruh Indonesia mengenyam pendidikan dan pelatihan selama tiga pekan. Program yang berlangsung Februari-Maret itu rencananya akan dilepas Presiden RI pada 28 Februari 2019.
Adapun negara-negara tujuan program itu berada di Asia dan Eropa. Ada Thailand, Singapura, Malaysia, Cina, Korea Selatan, India, Mesir, Australia, Selandia Baru, Jerman, Belanda dan Perancis.
11 Guru di Sleman Studi Banding ke Luar Negeri (Wahyu Suryana / Republika)
Program pelatihan itu sendiri bertujuan meningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Hal itu perlu dimiliki tenaga pendidik dalam rangka menguasai keterampilan, wawasan, pengetahuan dan daya saing menyongsong era industri 4.0.
Komponen pelatihan yang diutamakan merupakan bidang-bidang yang jadi prioritas pemerintah saat ini. Mulai dari bidang pertanian, pariwisata, kemaritiman, industri kreatif dan bidang energi terbarukan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Wantini mengatakan, nantinya seluruh peserta yang mengikuti studi banding akan dikumpulkan kembali. Mereka akan membuat laporan dan tindak langsung yang dikoordinasikan Kemendikbud.
"Berharap bisa menjadi agen perubahan pendidikan di Kabupaten Sleman dan bertanggung jawab menerapkan ilmu yang didapat kepada guru, sekolah dan pengawas di Kabupaten Sleman," kata Sri di Setda Sleman, Senin (25/2).
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengucapkan selamat kepada mereka yang telah terpilih menjadi duta Kabupaten Sleman. Ia berharap, para peserta bisa menimba ilmu semaksimal mungkin.
"Sehingga, dapat dimanfaatkan atau diterapkan apa yang cocok untuk pendidikan di Sleman," ujar Sri.
Sri turut mengingatkan, mereka berangkat tidak cuma membawa nama sendiri. Tapi, ada nama baik Sleman, DIY dan Indonesia yang harus senantiasa dijaga dan ditebarkan informasi positifnya.