Selasa 26 Feb 2019 08:21 WIB

Pengamat: Jangan Lama-Lama Membiarkan Kursi Wagub DKI Kosong

Cepat atau lambat proses pemilihan kursi wagub pengaruhi militansi PKS.

Rep: Mabruroh/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rencana Beroperasi Maret 2019. Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) meninjau Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Rencana Beroperasi Maret 2019. Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) meninjau Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengingatkan agar tidak berlama-lama lagi membiarkan posisi wakil gubernur (wagub) DKI kosong. Khawatir, kata dia, militansi PKS Jakarta pun akan makin mengecil.

"Yang jelas, semakin lama ditunjuk pengganti Sandi maka akan semakin kecil militansi PKS Jakarta dan itu sangat merugikan Prabowo," kata Hendri kepada Republika dalam pesan tertulis, senin (25/2).

Baca Juga

Ia juga khawatir ada campur tangan kubu lawan dalam memperlambat proses pemilihan sosok penting pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Jadi, memang pasti akan ada usaha-usaha dari lawan politik Gerindra dan PKS untuk memperlama proses ini terjadi," kata dia.

Karena, jelasnya, cepat atau lambatnya proses pemilihan wagub DKI memengaruhi sikap militansi PKS Jakarta. Semakin cepat, militansi PKS akan sangat luar biasa, bahkan diprediksi akan mampu ungguli suara Jokowi-Maruf di Jakarta. "Tapi kalau lama engga selesai-selesai, militansinya rendah, kemungkinan Prabowo-Sandi kalah di Jakarta," kata Hendri.

Seharusnya, tambah Hendri, koalisi Prabowo-Sandi mempertegas hal tersebut. Sehingga, kalaupun ada hambatan-hambatan datang dari luar koalisi, tidak mengganggu pergerakan militansi memenangkan Prabowo-Sandi Jakarta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement