Selasa 26 Feb 2019 12:29 WIB

Barista Indonesia Siap Bertarung di AS

Indonesia ada di peringkat keempat pasar ritel kopi terbesar di dunia.

Red: Reiny Dwinanda
Seorang barista mengamati biji kopi yang akan diolah.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang barista mengamati biji kopi yang akan diolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli racik kopi (barista) terbaik Indonesia akan dikirim mengikuti kejuaraan dunia barista di Boston, AS pada April 2019. Mereka adalah para pemenang Indonesia Coffee Event (ICE) yang telah diselenggarakan di Jakarta pada 22-24 Februari.

Ketua Panitia ICE 2019 Yudistira Bawono dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, dewan juri mengumumkan pemenang untuk empat kategori berbeda, yaitu Fakhri Murad untuk kategori Indonesia Barista Cup, Rahmat Fatrianto kategori Indonesia Cup Tester Championship, Restu Sadam kategori Indonesia Latte Art Competition, dan Mikael Jasin di Kategori Indonesia Barista Cup.

Baca Juga

Para juara pertama Indonesia Brewers BC dan IBrC akan dikirim ke World Barista Championship dan World Brewer Championship di Boston, AS pada  (11-14 April mendatang. Sementara Juara satu ILAC dan ICTC dikirim ke World Latte Art Championship dan dan World Cup Tester Championship di Berlin, Jerman (8-10 Juni).

Bertema khusus #coffeeconnectspeople, ICE 2019 menceritakan tentang dunia kopi specialty yang terus berkembang dengan berbagai inovasi di sisi hulu dan hilir sebagai filosofi utamanya. Yudistira mengatakan, kopi specialty bukan hanya soal produk tapi juga tentang interaksi antar manusia di dalamnya.

"Semua pemangku kepentingan cenderung membuka komunikasi dengan siapa pun, misalnya petani dapat berkomunikasi langsung dengan barista, roaster dapat bertukar pikiran dengan penikmat kopi, dan tentunya yang paling klasik, interaksi antar penikmat kopi di sebuah kedai," kata Yudistira.

Sebuah studi market intelligence yang dirilis oleh agensi Mintel, pada 31 Mei 2018 menyimpulkan Indonesia ada di peringkat keempat pasar ritel kopi terbesar di dunia. Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 607.000 metrik ton, diikuti Brazil (425.000 ton), Jerman (424.000 ton), Jepang (304.000 ton) dan Indonesia (268.000 ton).

Riset yang sama juga memperkirakan angka pertumbuhan rata-rata pasar ritel kopi di Indonesia akan meningkat sekitar 11.4 persen antara 2017 dan 2021, sekaligus menobatkan Indonesia sebagai negara yang pertumbuhan pasar ritel kopinya tertinggi di dunia. Indikator yang paling kasat mata adalah menjamurnya kedai kopi yang menyajikan specialty coffee di berbagai pelosok Indonesia, dibarengi meningkatnya kebutuhan akan barista-barista berbakat. 

Pesatnya pertumbuhan kedai kopi di Indonesia juga meningkat dua kali lipat antara 2012 dan 2016. Grup riset Euromonitor mencatat terdapat 1,025 specialty coffee outlet dan 1.083 kedai kopi berjaringan yang kebanyakan berada di Jakarta.

Riset oleh Mintel juga menunjukkan pertumbuhan single-serve coffee di Indonesia. Antara rentang waktu 2011-2016 saja, Indonesia telah menjadi negara dengan pertumbuhan konsumen tertinggi untuk kopi dalam kemasan termasuk kopi instan, kopi siap minum, dan kopi di dalam pods atau kapsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement