REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Festival Pesona Bau Nyale 2019 yang digelar selama 17 Februari hingga 25 Februari mendorong tingkat kunjungan wisatawan dan okupansi kamar hotel di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika. Kondisi ini tentu menggembirakan di tengah melesunya sektor pariwisata Lombok akibat tingginya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar yang terjadi pada masa low season.
Manager Marketing Segara Anak Hotel, Yudhis, mengatakan angka okupansi kamar hotelnya yang berada di Jalan Pariwisata Pantai Kuta, KEK Mandalika, mengalami peningkatan cukup signifikan selama festival berlangsung.
"Berdampak lumayan besar. Angka hunian kami naik sekitar 80 persen selama tiga hari penyelenggaraan acara Bau Nyale tersebut, tapi ya hanya tiga hari saja, sekarang sepi lagi," ujar Yudhis kepada Republika di Mataram, NTB, Selasa (26/2).
Yudhis mengaku sempat gembira dengan tingkat okupansi kamar hotel saat Festival Pesona Bau Nyale digelar. Namun, pascakegiatan, kondisi kembali seperti sebelumnya.
Festival Pesona Bau Nyale: Sejumlah warga meninggalkan pantai usai menangkap Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2019 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (25/2/2019).
Yudhis menilai, tingginya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar berdampak besar bagi penurunan tingkat okupansi kamar hotel di Lombok. "Sangat berpengaruh. Angka hunian Anjlok sekitar 70 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," kata Yudhis.
Yudhis berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah memperbanyak kegiatan-kegiatan pariwisata di KEK Mandalika. Terutama yang berskala nasional dan internasional.
"Kalau event Bau Nyale kemarin, yang menginap di sini kebanyakan tamu dari Mataram. Yang dapat keuntungan hanya hotel dan restoran saja. Pengusaha lain seperti toko oleh-oleh, pemandu wisata, dan transportasi tidak dapat manfaat dari acara ini," kata Yudhis menambahkan.