Selasa 26 Feb 2019 15:17 WIB

Anggota Parlemen Iran Minta Menlu Zarif tak Mundur

Javad Zarif menyatakan mundur sebagai menteri luar negeri Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Mayoritas anggota parlemen di Iran akan mengirim petisi kepada Presiden Hassan Rouhani. Isi petisi tersebut yakni meminta Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif tetap melanjutkan jabatannya.  Adapun Presiden Rouhani belum secara resmi menerima pengunduran diri Zarif.

Kantor Berita Republik Islam (IRNA) melaporkan, Juru Bicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Ali Najafi Khoshroodi mengatakan, ia telah menandatangai surat petisi tersebut.  Kini ia tengah mengumpulkan tanda tangan dari anggota parlemen lain sebelum surat itu dikirim ke presiden.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah menyatakan mundur dari jabatannya yang ia pegang sejak 2013. Zarif meminta permohonan maafnya lewat akun Instagram tanpa memberikan alasan pengunduran dirinya.

"Saya meminta maaf kepada Anda atas semua kekurangan saya dalam beberapa tahun terakhir selama saya menjabat sebagai menteri luar negeri Iran. Saya berterima kasih kepada bangsa dan pejabat Iran," tulis Zarif di halaman Instagram akun @jzarif_ir.

Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah mengutip seorang juru bicara, Abbas Mousavi juga membenarkan Zarif telah mengundurkan diri.

Pada Ahad, Zarif mengkritik garis keras Iran dalam sebuah pidato di Teheran. Dia mengatakan, Iran tidak bisa bersembunyi di balik rencana imperialisme dan menyalahkan mereka karena ketidakmampuan negara. "Kemandirian tidak berarti isolasi dari dunia," katanya seperti dikutip Haaretz, Selasa.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ”Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”

(QS. An-Nisa' ayat 77)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement