REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Cokelat Cadbury dan permen yang diproduksi oleh Natural Confectionery Company tidak lagi dijajakan di lingkungan Kebun Binatang Melbourne.
Direktur eksekutif Kebun Binatang Victoria, Dr Jenny Gray mengatakan, pihaknya membuat keputusan ini setelah perusahaan induk Cadbury dan Natural Confectionery Company, Mondelez, gagal mengungkapkan dari mana asal minyak sawit yang digunakan dalam produk-produknya.
"Mereka tidak berkomitmen terhadap minyak sawit yang bersertifikat berkelanjutan dan kita tidak bisa terus menjual produk-produk itu dengan kekhawatiran ini," katanya.
"Kami benar-benar serius tentang kewajiban pelabelan ini."
Produksi minyak sawit telah menghancurkan habitat hewan langka dan terancam punah termasuk orangutan, harimau, siamang, dan gajah. Sejumlah cuplikan gambar tentang orangutan yang nampak terdesak dari habitatnya oleh alat berat di Indonesia menjadi viral di media sosial Juni lalu, dan langsung menempatkan masalah operasional minyak sawit ilegal kembali menjadi sorotan.
Tahun lalu, Kebun Binatang Victoria juga telah menyingkirkan Nestle dari kios dan gerobak makanannya di Melbourne, Werribee, dan Healesville setelah perusahaan tersebut diskors dari sebuah organisasi yang mempromosikan penggunaan minyak sawit berkelanjutan.
Minyak kelapa sawit digunakan dalam berbagai produk dan dapat disamarkan dalam pelabelannya sebagai "minyak nabati". Kebun binatang Victoria mengatakan telah pihaknya telah memberikan tenggat waktu enam bulan kepada semua pemasok makanan di kios dan toko mereka untuk mengungkapkan asal usul minyak sawit yang mereka gunakan. Mereka diminta berkomitmen untuk mendapatkan semua minyak sawit dari sumber yang berkelanjutan.
Manajer senior Kampanye Komunitas di organisasi itu Ben Sanders mengatakan banyak perusahaan besar telah berkomitmen untuk menggunakan hanya minyak sawit berkelanjutan pada 2023.
"Menghindari kelapa sawit bukan bagian dari solusi," katanya.
"Ini kemungkinan akan menyebabkan masalah yang lebih besar, karena minyak sawit itu sendiri bukan produk yang buruk - ini persoalan bagaimana mekanisme pertaniannya.
"Kami ingin orang tahu apa yang ada dalam makanan mereka dengan pelabelan minyak sawit wajib dan dari mana minyak sawit itu berasal."
Ben Sanders menambahkan Uni Eropa, Kanada dan AS memiliki label wajib dan lebih jelas dan menyarankan Pemerintah Australia harus mengikuti petunjuk itu. Mondelez mengatakan perusahaannya memahami kekhawatiran yang diungkapkan pihak Kebun Binatang Victoria dan berkomitmen untuk memberantas deforestasi untuk lahan minyak sawit.
Mondelez mengatakan 96 persen minyak kelapa sawit yang digunakan perusahaannya dapat dilacak ke pabrik dan menambahkan perusahaannya juga menjalin kerja sama dengan pemasok untuk memastikan semua minyak kelapa sawit mereka dapat dilacak sepenuhnya.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.