REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menolak pengunduran diri Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif. Menurut Rouhani, keinginan Zarif untuk mundur dari jabatannya bertentangan dengan kepentingan nasional Iran.
"Presiden Iran dalam sebuah surat pada Rabu (27/2) mengatakan dia tidak akan menerima pengunduran diri menteri luar negeri karena langkah itu bertentangan dengan kepentingan nasional," kata kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).
Rouhani mengatakan keinginan agar Zarif tetap menjabat sebagai menteri luar negeri juga telah diutarakan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Khamenei memandang Zarif sebagai sosok yang berani, setia, dan dapat diandalkan.
Di sisi lain, musuh utama Iran di kawasan, yakni Israel, menunjukkan ekspresi bahagia dengan keinginan Zarif mundur dari jabatannya. Menurut Rouhani, hal itu menyiratkan keberhasilan Rouhani dalam mengemban tugasnya.
Atas dasar itu, Rouhani menolak pengunduran diri Zarif sebagai menteri luar negeri. "Ini adalah alasan terbaik bagi Anda untuk tetap berada di jabatan Anda," ujarnya.
Pada Selasa (26/2), Zarif mengumumkan keinginannya mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri Iran melalui akun Instagram pribadinya. Dia tak memberi alasan spesifik tentang keinginannya menanggalkan jabatannya.
"Saya meminta maaf kepada Anda atas semua kekurangan saya dalam beberapa tahun terakhir selama saya menjabat sebagai menteri luar negeri Iran. Saya berterima kasih kepada bangsa dan pejabat Iran," ujar Zarif.