REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah tahunan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghampiri Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang 2019 sekitar 1.000 hektare lahan telah terbakar di wilayah Indonesia, khususnya Provinsi Riau.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B Panjaitan mengatakan, pemerintah pusat telah melakukan upaya untuk mengatasi karhutla yang terjadi. Menurut dia, penanganan karhutla dilakukan secara terpadu oleh pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, masyatakat dan pihak perusahaaan.
"Sekarang ini penangannya sedang berlangsung di seluruh Indonesi dengan patroli terpadu, rutin, oleh semua stakeholder. Seperti tiga tahun sebelumnya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/2).
Ia mengklaim, dengan penangan itu, karhutla berhasil diatasi dengan maksimal. Angka karhutla menurun dengan signifikan, sehingga tidak terjadi bencana asap.
Raffles menambahkan, saat ini khususnya di Provinsi Riau, Gubernur sudah menetapkan siaga karhutla. Menurut dia, dengan status itu dapat mempercepat penangan karhutla di Riau, di samping penanganan yang rutin dilakukan oleh KLHK, Manggala Agni, BPBD, Masyarakat Peduli Api, para kepala desa, dan perusahaan kehutanan serta perkebunan.
Reffles mengatakan, hingga saat ini juga sudah ada helikopter yang telah diturunkan di Riau untuk penangan karhutla di area yang sulit diakses melalui jalan darat. Selain itu, pembuatan hujan buatan juga telah dilakukan oleh BPPT, serta didukung BNP, dan menggunakan pesawat Cassa TNI.
Ia menegaskan, hingga saat ini sudah ada delapan armada udara yang telah berada di Riau. Armada itu di antaranya, dua helikopter dan satu pesawat Cassa milik TNI, satu unit helikopter bombing dengan kapasitas 1.000 liter milik KLHK, dua helikopter bombing milik swasta, dan dua unit helikopter milik BNPB.
"Besok, Kamis akan kirim satu heli MI8– kapasitas 5.000 liter air. Skorsy kapasitas 5.000 liter juga minggu depan akan ke Riau," kata Raffles.