REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI turut membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.
"Belum (mengirim tim kesehatan), masih dievaluasi dulu. Sementara kegiatan pokok dilakukan adalah upaya pemadaman dan lokalisasi api," jelas Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Sisriadi, saat dihubungi Republika, Rabu (27/2).
Sisriadi menjelaskan, bantuan yang TNI kirimkan dalam penanggulangan karhutla di Riau terdiri dari satuan setingkat kompi (SSK) Yonarmed 10 Kostrad yang diberangkatkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, beberapa waktu lalu. Junlah personel yang dikirimkan sejumlah 100 orang dengan dipimpin oleh Lettu Arm Imam Wahyudi.
"Alutsista yang diperbantukan untuk karhutla, yakni satu buah pesawat Cassa 212 dari Skadron 4 yang sudah dimodifikasi, satu helikopter Puma SA-330 dari TNI AU, dan satu helikopter Bell 412 dari Penerbad," jelasnya.
Selain mengirimkan bantuan dari pusat, TNI juga menyiapkan satu satuan setingkat batalyon atau SSY dari Kodam I/Bukit Barisan. Menurut Sisriadi, satu SSY dari Kodam I/Bukit Barisan itu berkekuatan 500 orang personel. Mereka bersama-sama melakukan pemadaman dan lokalisasi api di Riau.
Di samping itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut 1.136,41 hektare lahan di Riau telah terbakar. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu terjadi rentang waktu sejak 1 Januari 2019 hingga 25 Februari 2019.
Terkait hal itu, sejumlah pihak beramai-ramai berupaya memadamkan api. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar mengatakan, hal tersebut setelah mempertimbangkan kebijakan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim yang menetapkan status siaga darurat Karhutla di Provinsi Riau hingga 31 Oktober 2019 membuat semua komponen bisa terjun dan ikut memadamkan api.
"Dengan status itu, semua komponen bisa lebih optimal untuk melakukan penanggulangan karhutla di Riau, baik BNPB maupun BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, kepolisian, dan TNI," katanya.