REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan pembangunan infrastruktur untuk menurunkan biaya logistik harus menjadi barometer. Untuk itu, Enny meminta pemerintah perlu mengevaluasi mana infrastruktur yang efektif atau tidak.
"Nanti setiap tahun evaluasi dari proyek dibangun berapa kontribusinya menurunkan biaya logistik," kata Enny dalam diskusi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/2).
Sebab, Enny menilai jika melihat dari permasalahan angkutan logistik yang ada, banyak infrastruktur yang pemanfaatannya masih minim. Seperti infrastruktur di pelabuhan dibenahi, namun menurut Enny masih banyak yang belum berpindah dari angkutan darat ke laut.
Salah satunya, jika bongkar muat kargo di pesawat atau di kapal sangat lama maka akan merugikan pengusaha logistik. "Waktunya buat pengusaha kan itungannya menit. Kalau dalam seminggu barang belum selesai (bongkar muat) ya akan beralih," ungkap Enny.
Terlebih, pengiriman logistik menurut Enny juga masih bermasalah melalui jalur darat meski Tol Trans Jawa sudah beroperasi. Banyaknya truk yang tidak mau masuk ke Tol Trans Jawa dapat memenuhi jalan Pantura.
"Kalau sudah begini, Pantura daya tampunya jadi dua kali lipat dari yang seharusnya. Mahal-mahal masuk tol kalau tidak ada efisiensi waktu kan tidak ada yang mau," ungkap Enny.