REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- "Jangan sombong tetap merendahkan hati," begitu pesan dari Edison Sebastian Haay (55 tahun) pada Osvaldo Ardiles Haay di kompleks Hamadi Lapangan, Kelurahan Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, Rabu (27/2). Kalimat tersebut terucap dari ayahanda pemain timnas U-22 Indonesia itu guna memberikan motivasi kepada anaknya yang sedang menjadi perbincangan hangat.
Osvaldo mencetak gol penentu kemenangan Indonesia atas Thailand di final Piala AFF U-22 2019. Gol sundulan pada menit ke-64 itu memanfaatkan tendangan bebas rekannya Muhammad Lutfi Kamal Baharsyah.
"Sebagai orang tua, saya sangat bangga. Osvaldo bisa menjadi penentu kemenangan bagi timnas U-22 hingga pada akhirnya gol yang dicetaknya bisa mengantar tim meraih juara, yang membanggakan masyarakat Papua dan Indonesia," katanya.
Edi, sapaan akrabnya yang didampingi istrinya, Suzana Boanitawati (42), dan sejumlah saudara mengatakan bahwa keberhasilan anaknya Osvaldo dalam mencetak gol tidak lepas dari dukungan rekan-rekan dalam tim dan peran para pelatih yang jeli dalam menerapkan strategi menghadapi lawan. "Osvaldo bisa cetak gol tentu berkat rekan-rekan dalam timnya dan jajaran pelatih. Saya selalu ingatkan kepadanya untuk tidak jemawa dan selalu membawa diri yang baik dalam bergaul," ujarnya.
Edi mengaku epiawaian Osvaldo dalam bermain bola, tak lepas dari hobinya dia dulu yang juga seorang pesepak bola. "Saya juga pernah bermain bola di Tunas Musa Hamadi, lalu ke Persema Malang, Unbraw, dan beberapa klub sepak bola di Jawa Timur pada tahun 1980-an hingga bertemu Suzana yang menjadi pendamping hidup," kata Edi.
Senada dengan itu, Suzana, ibunda Osvaldo, mengaku bangga anaknya bisa memberikan kontribusi yang positif dalam timnas U-22. "Osvaldo itu memiliki kemauan yang keras namun penurut. Dia terbiasa dengan bola sejak usia dini. Bergabung dengan SSB Tunas Muda Hamadi sejak SD dan pernah ikuti Danone Cup dan tim Pra-PON Papua 2016," katanya.
Karier profesional Osvaldo, ungkap wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu tak lepas dari peran pelatih Osvaldo Lessa dan Lidyo Nindyo serta petinggi klub Persipura Jayapura. "Pertama kali anak saya main bola diajak oleh pelatih Osvaldo Lessa. Hari pertama dia datang ke Mandala tidak jadi berlatih karena malu dan memilih pulang. Nanti di hari kedua baru dia berlatih setelah diajak dan dipanggil Lidyo Nidyo dari tribun lapangan," ungkapnya.
Sementara itu, Jefry Haay, kakak kedua Osvaldo Haay, mengaku bangga memiliki adik yang mengikuti jejaknya dan ayahnya sebagai pemain bola. "Tentu bangga. Saya berharap Osvaldo tetap rendah hati dan selalu menjadi dirinya sendiri," katanya.
Jefry pernah tercatat sebagai pesepak bola Persidafon Dadonsoro, Perseru Serui, dan Barito Putera, ini mengaku Osvaldo kini menjadi idola anak-anak Papua. "Osvaldo anaknya baik dan pandai bergaul, tidak sombong. Selalu membantu teman,"kata Ince Warinusa, tetangga Osvaldo di Hamadi.