REPUBLIKA.CO.ID, Islamic Book Award merupakan satu rangkaian acara dalam Islamic Book Fair 2019 yang memberikan apresiasi kepada para insan yang bergelut di dunia literasi.
Sejumlah penulis dengan karyanya berhasil meraih penghargaan itu. Berikut daftar penerima Islamic Book Award 2019 berdasarkan kategori penghargaan:
- Nonfiksi anak: "Bertanya kepada Alam; Aku Jadi Tahu", penulis: T Djamaluddin, penerbit: Kaifa
- Nonfiksi dewasa: "Tafsir Ekonomi Kontemporer; Menggali Teori Ekonomi dan Ayat-ayat Al-Qur'an, penulis: Abdul Wahid al-Faizin dan Nashr Akbar, penerbit: Gema Insani
- Fiksi dewasa: "Anak Rantau", penulis: A Fuadi, penerbit: Falcon Publishing.
- Fiksi anak: "Khalil Sayang Adik-Ibrahim Sayang Kakak", penulis: Irfan Amalee, penerbit: Pelangi Mizan.
- Terjemahan: "Akhirnya Kutemukan Kebahagiaan Sejati", judul asli: "Wa Aakhiiran Iktasyaftu As-Sa'aadah", penulis: Aidh Al-Qarni, penerjemah: Misran dan Armansyah, penerbit: Gema Insani.
- Desain sampul terbaik: "Senandung Bisu", penulis: Aguk Irawan MN, desainer sampul: Resoluzy, penerbit: Republika Penerbit.
- Ilustrasi terbaik: "Kisah 25 Nabi dan Rasul for Kids, penulis: Erna Fitrini, ilustrator: Nalar Studio, penerbit: Pelangi Mizan.
- Tata letak terbaik: "#99 Love Your Mind", penulis: Aprilia Kartika, penata letak: Aprilia Kartika, penerbit: Republika Penerbit.
- Lifetime Achievement: "Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, penulis: Drs H Moh Rifa'i, penerbit: Toha Putra
- Tokoh perbukuan Islam: Habiburrahman El-Shirazy.
Juri untuk kategori di luar tokoh perbukuan Islam dan lifetime achievement, yaitu Adian Husaini, Nina Mutmainnah, Ahmad Lutfi Fathullah, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Rudy Farid Sagir.
Penerima penghargaan kategori fiksi dewasa, A Fuadi mengaku terkejut dengan penghargaan yang ia terima.
Sebab buku yang membuatnya meraih capaian itu, Anak Rantau, sudah diterbitkan pada 2017 yang lalu.
Ia menganggap penghargaan tersebut sebagai semangat maupun motivasi untuk terus membuat karya yang lebih baik lagi.
"Jadi tiba-tiba dapat ini, kejutan dan bersyukur. Karena waktu menuliskannya juga tidak berniat bahwa ini menjadi buku Islami, ya hanya mengalir saja, ternyata malah dihargai yang mungkin dianggap punya kandungan Islam. Ini kesyukuran saya," ucap dia.
Bagi Fuadi, untuk menjadi seorang penulis yang terkenal memang dibutuhkan keberkahan dan keberuntungan.
Menurut dia, sebetulnya ada banyak buku-buku fiksi lainnya yang lebih baik dan punya kualitas. Ia meyakini buku-buku tersebut bersama penulisnya akan banyak digandrungi pada waktunya.
Ia mengatakan, banyak buku-buku yang bagus, tapi yang beruntung, booming, best seller, itu tak banyak. Banyak buku-buku bagus tapi belum waktunya saja. Karena untuk menjadi booming itu tidak cukup tulisan bagus, ada faktor berkah dan faktor keberuntungan juga.
“Kita enggak pernah tahu. Enggak bisa diprediksi juga sebuah buku itu akan best seller atau booming. Banyak yang bagus tapi mungkin belum waktunya mereka meledak," katanya.