REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto terus mendorong peningkatan investasi Korea Selatan di Indonesia, terutama untuk sektor industri.
"Saat ini, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan berada di level baru. Korea punya peran di industri baja yang disebut mother of industry yang memperdalam struktur industri otomotif," kata Airlangga lewat keterangannya, Rabu (28/2).
Airlangga menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada rangkaian Acara Korean Business Dialogue dengan tema Together We Grow. Menurut Menperin, investasi Korea Selatan sudah membuka satu juta lapangan kerja di Indonesia.
"Kami berharap, jumlah ini meningkat dua kali lipat pada 2024," ucap Airlangga.
Hal itu dinilainya merupakan langkah strategis dalam upaya memperdalam struktur manufaktur nasional agar lebih berdaya saing di kancah global. Guna menarik penanaman modal tersebut, Pemerintah Indonesia telah bertekad menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberi kemudahan dalam perizinan usaha.
Menurut Menperin, Korea Selatan konsisten menjadi investor kelima terbesar di Indonesia dalam lima tahun terakhir melalui berbagai investasi di sektor manufaktur dasar seperti industri baja dan petrokimia.
"Di sektor baja, kita mengenal perusahaan POSCO, lalu Lotte Chemical Indonesia sebagai pemain petrokimia serta ada juga industri ban Hankook," ungkapnya.
Melalui penguatan kemitraan Indonesia-Korea Selatan, Airlangga meyakini, akan dapat saling menguntungkan bagi kedua negara.
"Potensi perdagangan kedua negara sangat besar," ujarnya. Pada 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar 78 juta dolar AS dari total nilai perdagangan yang mencapai 17 miliar dolar AS. Diproyeksikan, nilai perdagangan kedua negara semakin meningkat dengan target sebesar 30 miliar dolar AS pada 2022.
"Kami juga harapkan terjadi pertumbuhan investasi di sektor permesinan, karet, kayu, dan elektronik dari Korea Selatan di Indonesia," ungkapnya.