REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perikanan Indonesia menyampaikan aktivitas bongkar-muat di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, pascakebakaran 34 kapal tetap berjalan normal. Kebakaran kapal itu terjadi pada Sabtu (23/2).
"Secara umum sih tidak begitu mengganggu, namun hari H dan H+1 sedikit terganggu. Tapi mulai Senin (25/2) atau H+2 hingga sekarang, sudah normal dan ramai aktivitas bongkar muat ikan," ujar Sekretaris Perusahaan Perum Perindo Agung Pamujo di Jakarta, Rabu (27/2).
Ia mengemukakan ikan-ikan yang masuk ke pelabuhan tidak datang dari Teluk Jakarta. Namun, mayoritas berasal dari Indonesia Timur, seperti Laut Arafura dan sekitarnya, laut sekitar Maluku (Ternate, Bacan, dan Ambon) dan laut Sulawesi.
"Juga ada dari Natuna dan Samudera Hindia sisi barat Sumatera. pasokan ikan dari berbagai wilayah di Indonesia," ujarnya.
Salah satu nelayan asal Pemalang, Murosid (45), mengaku mencari ikan di laut lepas seperti di Karaoke, Papua. Hal itu untuk menghindari tidak layaknya ikan untuk dikonsumsi.
"Kalau di laut lepas lebih segar. Itu yang dicari pedagang dibsini," katanya.
Hal senada dikatakan pengawas perusahaan bidang perikanan, PT Bintang Mandiri Sampurna, Marsono (34). Ia menampung ikan dari laut lepas karena dinilai lebih baik kualitasnya dibandingkan di perairan dangkal. "Konsumen tahu ikan yang baik dan kurang baik," katanya.