Kamis 28 Feb 2019 09:19 WIB

Warna Cat Rumah Dapat Mendukung Suasana Hati Anda

Warna cat mempengaruhi perasaan terutama warna yang terang dan gelap

Rep: MGROL 117/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengaruh warna pada otak dan tubuh manusia.
Foto: Sciencealert
Pengaruh warna pada otak dan tubuh manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakta membuktikan berdasarkan beberapa penelitian warna cat di sekitar ruangan  akan mempengaruhi suasana perasaan seseorang. Ilmuwan dan konsultan warna, Leslie Harrington, PhD, menyatakan bahwa kita tidak secara sadar memikirkan nuansa lingkungan kita, nyatanya warna masih dapat memengaruhi kita, terutama jika itu merupakan warna terang dan gelap.

"Warna benar-benar dapat memengaruhi perilaku seseorang dan cara mereka berpikir atau merasakan. Ketika Anda berjalan ke ruangan merah, pink, atau biru, kita bisa melihat dampak yang diukur pada detak jantung, misalnya. Ini adalah reaksi tubuh yang tidak disengaja.” kata Harrington, dikutip dari Healthline.

Baca Juga

Namun, pada umumnya seseorang melihat makna yang berbeda pada warna yang sama. Harrington mencatat, dari sudut pandang psikologis, tidak semua dari kita memiliki asosiasi yang sama dengan warna yang berbeda. Faktanya, persepsi beragam warna kita terbentuk melalui pengalaman universal, budaya, dan pribadi.

Sebagai contoh, merah secara universal dikaitkan dengan cinta. Selain itu, setiap negara mempertahankan tradisi budaya yang unik dengan warna. Contoh, warga Korea Selatan memakai pakaian putih untuk pemakaman, sementara banyak budaya Barat memakai warna-warna gelap.

Tidak ada satu warna tepat untuk semua orang bahkan jika mereka memiliki sifat yang sama, seperti depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan lainnya. Namun, mengingat bahwa studi psikologi warna telah ada selama beberapa dekade, ada beberapa konsensus umum.

Pada awal tahun 1880-an, Florence Nightingale, pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik membahas pentingnya menerapkan warna yang bervariasi dan brilian di rumah sakit untuk meningkatkan suasana hati dan hasil kesehatan pasien.

Beberapa dekade kemudian, pada tahun 1950, pakar warna, Faber Birren, menulis tentang bagaimana beberapa warna biru dan hijau dapat bertindak seperti obat penenang, atau bahkan menjadi hipnosis.

Dan pada 1960-an, para peneliti mengecat kamar-kamar di penjara-penjara di seluruh negeri dengan warna pink jernih untuk mempelajari pengaruhnya pada narapidana. Warna, yang kemudian dinamai Baker-Miller Pink, ditunjukkan untuk mengurangi perilaku agresif dan keras, serta menurunkan tekanan darah dan detak jantung.

 "Biasanya, warna-warna  hangat cenderung lebih menggembirakan dan warna-warna dingin cenderung lebih menenangkan." ungkap Harrington. Meskipun tanggapan ini subyektif, memilih warna menarik pada cat tembok rumah sebagai tren desain, dapat meningkatkan kesehatan secara emosional dalam rumah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement