REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Korban luka-luka akibat gempa bumi yang melanda Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat hingga Kamis (28/2) siang mencapai 42 orang. Tidak ada korban meninggal yang tercatat hingga kini.
"Mereka kami rawat di tiga puskesmas dan satu orang kami rujuk ke RSUD," kata Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman saat dihubungi dari Padang. Ia merinci warga yang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan dirawat di tiga puskesmas, meliputi Puskesmas Mercu 35 orang, Puskesmas Abai tiga orang, Puskesmas Talunan dua orang, dan Puskesmas Bidar Alam dua orang (satu orang rujuk ke RSUD).
Ia mengatakan sebagian besar luka yang dialami warga di bagian atas badan karena tertimpa reruntuhan bangunan.
"Seperti di kepala. Bahkan ada satu warga yang kepalanya harus mendapatkan 12 jahitan," ujarnya.
Selain menyiagakan petugas puskesmas, Dinas Kesehatan juga mendirikan tiga posko kesehatan untuk penanganan warga yang menjadi korban gempa bumi, yakni di Sei Kunyit, Talunan, dan Sangir Jujuan. "Posko kesehatan untuk menangani korban-korban yang luka ringan. Untuk persediaan obat-obatan cukup," ujarnya.
Data BNPB 101 rumah rusak tersebar di empat nagari yang meliputi 30 rumah rusak sedang di Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangor Balai Janggo. Selain itu, empat rumah rusak berat dan enam rumah rusak sedang di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Jangjo.
Satu rumah rusak berat dan 30 rumah rusak sedang serta rusak ringan di Nagari Sungai Kunyit Barat, Kecamatan Sangir Balai Janggo. Sebanyak 30 rumah rusak sedang dan ringan di Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari.
BPBD Kabupaten Solok Selatan masih melakukan pendataan atas berbagai kerusakan akibat gempat itu. Selain itu, tenda telah didirikan untuk logistik dan pengungsi. Dampak gempa tidak besar sehingga diperkirakan kerusakan tidak luas.
Solok Selatan diguncang dua kali gempa pada Kamis dengan kekuatan magnitudo 4,8 sekitar pukul 01.55.02 WIB dan pukul 06.27.05 WIB yang berkekuatan magnitudo 5,3.