REPUBLIKA.CO.ID,BANJAR -- Katib ‘Aam PBNU Kiai Yahya Cholil Staquf mengatakan organisasi trans nasional yang berupaya menegakan khilafah tak ubahnya komunis yang menginginkan rezim komunis berlaku untuk seluruh dunia. Keduanya, menurut Yahya hanya menghasilkan kekacauan dan kemelut di seluruh dunia.
Karenanya, jelas dia, NU menolak ideologi transnasional yang mengusung tegaknya khilafah universal. “Harus ditolak (khilafah universal) dan kembali kepada asal dari nilai-nilai agama yaitu rahmah dan kemanusiaan, akhlakul karimah,” kata Yahya usai memimpin sidang batsul masail Maudu'iyah dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Kota Banjar, Jawa Barat pada Kamis (28/2).
Kiai Yahya mengatakan tak ada kewajiban mengupayakan khilafah universal di bawah satu kekuasaan politik. Ia mengatakan umat Islam di seluruh dunia harus menerima negara dan bangsa, menjadi warga negara yang berdaulat dan merdeka.
Karena itu pula, jelas dia NU terus berupaya untuk menawarkan sikap moral NU kepada dunia yakni ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniah dan ukhuwah bassyariah.
“Kita menghadapi kebutuhan dunia untuk mendapat masukan, kita ingin menawarkan porsi moral yang sudah ditetapkan NU kepada dunia, dan itu berarti kita harus mempunyai argumen untuk menjelaskannya,” katanya.
Hingga berita ini ditulis, peserta Munas dan Konbes NU masih menggelar batsul masail. Rencanya malam nanti hasil dari masalah-masalah yang dibahas akan diumumkan.