Kamis 28 Feb 2019 15:50 WIB

Jokowi Bantah Isu Larangan Azan Hingga Kawin Sesama Jenis

Jokowi menyampaikan bantahannya itu depan ulama dan pimpinan pondok pesantren.

Munas NU. Presiden RI Joko Widodo didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama para ulama Nahdlatul Ulama (NU) membunyikan angklung saat pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Pompes Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Munas NU. Presiden RI Joko Widodo didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) bersama para ulama Nahdlatul Ulama (NU) membunyikan angklung saat pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Pompes Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membantah isu adzan tidak akan terdengar lagi dan pernikahan sesama jenis dibolehkan jika ia kembali memenangkan pemilihan Presiden 2019. Hal itu ia sampaikan di depan ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Barat.

"Banyak logika yang nggak masuk. Kemarin ramai masalah nanti pemerintah akan melegalkan kawin sejenis. Kita ini adalah negara yang sangat menghargai norma-norma agama," kata Presiden dalam acara silaturahmi dengan Peserta Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Barat Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Kamis (28/2).

Jokowi menegaskan isu tidak dibolehkan adzan jika ia dan Kiai Ma'ruf memimpin juga tak masuk logika. Sayang masih banyak orang yang percaya dengan kabar-kabar hoaks.

"Dari survei yang kita lakukan, sembilan juta orang percaya mengenai itu. Kalau ini didiamkan akan bisa menjadi 15 juta, didiamkan lagi jadi 30 juta, didiamkan lagi jadi 50 juta sehingga bisa berbahaya kalau didiamkan," katanya.

Jokowi juga menyebut isu ia adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) juga sudah berkembang sejak memimpin negeri ini. Oleh karena itu, ia berulangkali mengklarifikasi masalah tersebut. 

Sebelumnya beredar video tiga orang ibu di Karawang, menyerukan kepada seorang warga untuk tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019. Pasalnya, jika Jokowi menang, adzan tidak akan terdengar lagi dan pernikahan sesama jenis dibolehkan.

Untuk itu, Presiden meminta para ulama agar menjaga, merawat persatuan dan kerukunan demi menjaga Negara Indonesia yang besar ini. Presiden meminta setiap pesta demokrasi lima tahunan, baik pilihan bupati, gubernur maupun presiden, dapat mengobarkan ukhuwah.

"Apalagi dibarengi akhir-akhir ini dengan kabar-kabar fitnah yang bisa meresahkan masyarakat, yang bisa memecah belah bangsa," katanya.

Dalam acara silahturahmi ini tampak hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Bupati Bogor Ade serta para tokoh ulama Jawa Barat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement