Kamis 28 Feb 2019 16:00 WIB

JK: Pemilu akan Aman, tak Perlu Ramai-Ramai ke Singapura

Pengusaha diminta tidak khawatirkan Pemilu dengan pergi ke Singapura.

Red: Nur Aini
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat diwawancarai di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (26/2).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat diwawancarai di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Pilpres 2019 akan berjalan aman karena pada dasarnya tidak ada partai yang memperjuangan kepentingan politik tertentu, melainkan berupaya untuk mendapatkan porsi kekuasaan lebih.

"Kita tidak perlu khawatirkan (dampak pemilu), karena Indonesia itu bagaimana pun, apalagi sekarang, tidak jelas siapa lawan siapa. Partai itu begitu banyak, jadi kepentingannya tidak ada, hanya bagaimana mendapat porsi yang lebih baik," kata Wapres JK di Jakarta, Kamis (28/2).

Baca Juga

Karena itu, Wapres mengatakan, pilpres di Indonesia akan berjalan aman dan tidak berdampak negatif bagi perekonomian. Para pengusaha juga tidak perlu berbondong-bondong meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Singapura, hanya karena kekhawatiran terhadap dampak buruk pascapemilu.

"Banyak orang berpikir pokoknya satu minggu sebelum pencoblosan, ramai-ramai ke Singapura supaya kita (pengusaha) jangan kena dampaknya. Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa, jadi kita tidak perlu khawatirkan," ujar Wapres.

Menurut JK, sifat partai politik di Indonesia sangat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri untuk berada di kubu tertentu dan bisa saja berpindah dukungan di pemilu berikutnya.

JK mencontohkan Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai yang dinamis. Pada Pemilu 2014, partai beringin itu memberikan dukungan kepada capres Prabowo Subianto. Namun di Pemilu 2019, Partai Golkar menyatakan dukungan ke capres Joko Widodo.

"Kayak Golkar lah, partai saya. Lima tahun lalu sama-sama Prabowo, melawan Jokowi. Sekarang, (Golkar) ada di Jokowi, melawan Prabowo. PAN juga begitu," katanya.

Pilpres 2019 yang hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memang membawa tensi tinggi di kalangan masyarakat, karena tidak adanya kubu poros tengah. Namun, JK mengatakan, ketegangan selama masa kampanye pilpres tersebut hanya terjadi di dunia maya. Sedangkan kenyataannya, politikus pendukung dua pasangan calon tersebut tetap berteman.

"Yang ribut itu sebenarnya bukan di lapangan, di media sosial saja. Di lapangan aman-aman saja, ketemu peluk-pelukan, cium-ciuman. Tidak ada suatu hal yang membawa kita perlu khawatir tentang pemilu ini," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement