REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketiga Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), yakni JPO Bundaran Senayan, JPO Gelora Bung Karno (GBK), dan JPO Polda Metro Jaya, telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Kamis (28/2). Sejak melakukan revitalisasi pada Oktober 2018 lalu, muncul pelican crossing sebagai fasilitas sementara para pejalan kaki untuk menyeberang di depan GBK.
Namun, karena revitalisasi JPO GBK telah rampung dan bisa digunakan, Anies menyebut pelican crossing itu akan ditutup hari ini. "Jam 12.00 WIB nanti pelican crossing akan ditutup, semua menggunakan JPO, kemudian kita sedang finalisasi untuk lift," ujar Anies kepada wartawan, Kamis.
Selain desain JPO yang modern dan artistik, ketiganya juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menambah kenyamanan dan keamanan. Khususnya ramah bagi para penyandang disabilitas. Seperti adanya lift di kedua sisi masing-masing JPO.
JPO Gelora Bung Karno. Pekerja menyelesaikan pembangunan tahap akhir jembatan penyeberangan orang (JPO) Gelora Bung Karno di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/2).
"Saat ini lift dalam tahap produksi, Insyaallah bulan Mei 2019 lift tersebut bisa digunakan oleh masyarakat, khususnya kaum difabel," ungkap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho.
Nugroho menambahkan, lift ini nantinya memiliki kapasitas seribu kilogram. Ekuivalen satu kursi roda atau 13 orang. Selain itu, ada pula berbagai fasilitas pendukung lainnya, seperti dilengkapi lampu untuk mempercantik tata pencahayaan, dan tujuh titik CCTV yang merekam selama 24 jam untuk menambah rasa aman dan nyaman.
Tak hanya itu, Nugroho menuturkan, ketiga JPO yang memiliki panjang rata-rata 65 meter dan lebar 2,5 meter itu tidak hanya mempermudah akses para pejalan kaki yang menggunakannya. Tetapi juga terbuat dari bahan-bahan yang unggul. "Seperti atap transparan yang terbuat dari solid polycarbonate anti-UV (ultraviolet), dan lantai kayu Biowood GRM, produk daur ulang yang ramah lingkungan," ujarnya.
Saat ini, dua JPO hasil revitalisasi yang sudah bisa digunakan adalah JPO Bundaran Senayan dan JPO GBK. Sedangkan JPO Polda Metro Jaya masih dalam tahap penyelesaian pada bagian trotoarnya. Namun, Nugroho memastikan, dalam beberapa hari ke depan JPO Polda Metro Jaya juga sudah bisa digunakan.
Di sisi lain, pembangunan ketiga JPO ini, kata Nugroho, menggunakan dana kompensasi Koefisiensi Lantai Bangunan (KLB) dari pihak swasta dengan total biaya sekitar Rp 53 miliar. "Revitalisasi JPO ini dibangun menggunakan dana kompensasi Koefisiensi Lantai Bangunan (KLB) dari PT Permadani Khatulistiwa Nusantara di bawah kendali Dinas Bina Marga DKI Jakarta," katanya.