Kamis 28 Feb 2019 22:40 WIB

Australia-RI akan Sepakati Perjanjian Perdagangan Bebas

Kesepakatan perdagangan bebas Australia-RI akan ditandatangani pekan depan.

Red: Nur Aini
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia dan Indonesia akan meneken kesepakatan perjanjian perdagangan bebas Senin (4/2). Penandatanganan tersebut mengakhiri ketidakpastian nasib perjanjian dagang bilateral ini yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Informasi yang didapatkan ABC menyebutkan Menteri Perdagangan Simon Birmingham akan bertolak ke Jakarta pada Ahad (3/2) menjelang penandatanganan perjanjian perdagangan bebas bilateral yang akan dilakukan pada hari berikutnya dengan mitranya Menteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita.

Baca Juga

Perjanjian perdagangan bebas (FTA) itu dikukuhkan selama lawatan internasional pertama Scott Morrison sebagai Perdana Menteri Australia pada September lalu - dan akan ditandatangani sebelum akhir tahun. Kesepakatan itu sempat mengalami kebuntuan pada Oktober, ketika Indonesia mempertimbangkan untuk menunda perjanjian tersebut menyusul keluarnya pernyataan PM Scott Morrison, bahwa dirinya akan mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaan Australia di Israel ke Yerusalem.

Indonesia adalah pendukung kuat wilayah Palestina dan berulang kali menyatakan keprihatinannya dengan proposal pemindahan kedutaan Australia ke Yerusalem.

 

 

CEO Asosiasi Peternak dari wilayah Utara Australia atau Northern Territory (NT), Ashley Manicaros mengatakan kepada program AM ABC bahwa pengembangan itu merupakan "hasil yang luar biasa".

"Ini akan meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara dan itu akan meningkatkan nilai kepada petani secara langsung ... penandatanganan ini berarti pengembalian yang lebih besar dan investasi yang lebih besar lagi ke sektor industri," kata Manicaros.

"Fakta bahwa di balik layar pemerintah kedua negara akhirnya dapat mengupayakan resolusi [dari kebuntuan perundingan FTA] dan fakta bahwa mereka akan menandatanganinya lebih awal, itu adalah hal positif yang sangat besar dilihat dari sudut pandang industri."

Manajer nasional AUSVEG Michael Coote mengatakan perjanjian itu dapat menyebabkan komoditas wortel dan kentang Australia akan kembali dipasarkan di Indonesia "dalam waktu dekat".

"Industri ini sangat mendukung segala jenis liberalisasi perdagangan," kata Coote.

"Indonesia adalah mitra dagang utama yang dekat dengan pantai kami, jadi ada manfaat dalam hal mengurangi waktu pengiriman.

"Memiliki akses kembali ke pasar yang begitu dekat ini, dengan populasi yang begitu besar dan memiliki selera terhadap produk Australia adalah booming nyata bagi industri sayuran."

Pasang surut perundingan selama satu dekade

Kesepakatan perdagangan bebasa Indonesia - Australia ini telah delapan tahun dirundingkan dan harus menguntungkan petani biji-bijian Australia, di mana Indonesia setuju untuk mengimpor 500 ribu ton komoditas biji-bijian Australia bebas taruf.

PM Scott Morrison mengatakan pada Agustus para negosiator juga telah mengamankan tarif yang lebih rendah, atau akses yang lebih besar pada komoditas ternak hidup, susu dan hortikultura.

Perjanjian ini juga akan menguntungkan sektor pendidikan Australia, di mana universitas dan penyedia pelatihan kejuruan akan diberi lampu hijau untuk mendirikan lembaga di Indonesia. Indonesia menginginkan akses yang lebih besar bagi orang Indonesia untuk bekerja di Australia dan juga dukungan untuk industri minyak sawit mentahnya.

Penandatanganan perjanjian perdagangan bebas ini sengaja dilakukan secara diam-diam, mengingat Indonesia dalam waktu dekat akan menggelar pemilihan umum. Akibatnya, keputusan tersebut dibuat untuk tetap menandatangani kesepakatan ini di tingkat menteri perdagangan saja, daripada melibatkan para pemimpin kedua negara.

Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham dan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne meningkatkan upaya mereka untuk mengamankan FTA dalam beberapa bulan terakhir, setelah Malcolm Turnbull dilengserkan sebagai perdana menteri.

PM Malcolm Turnbull telah menjalin hubungan yang kuat dengan Presiden Joko Widodo dan keluar dari perpolitikan Australia dianggap telah membahayakan kesepakatan tersebut.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-28/delapan-tahun-dirundingkan,-perdagangan-bebas-indonesia-austral/10859866
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement