Jumat 01 Mar 2019 02:12 WIB

Pertemuan Kim-Trump di Hanoi Berakhir Tanpa Kesepakatan

Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pemimpin negara itu ingin segera bertemu kembali.

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (1/3) waktu setempat, mengakhiri pertemuan mereka yang kedua di Hanoi, Ibu Kota Vietnam, tanpa mencapai kesepakatan. Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pemimpin negara itu ingin segera bertemu kembali.

"Tidak ada kesepakatan yang dicapai" antara Kim dan Trump pada hari kedua pertemuan puncak mereka di Hanoi, kata Gedung Putih.

Gedung Putih menambahkan bahwa kedua pemimpin negara ingin segera bertemu kembali. Kendati mengakhiri pertemuan tanpa kesepakatan apa pun, Kim dan Trump telah "melakukan pembicaraan yang sangat baik dan membangun". Mereka juga membahas berbagai cara untuk "memajukan denuklirisasi serta konsep-konsep yang didorong dengan aspek ekonomi," bunyi peryataan dari Gedung Putih.

Kim dan Trump pada awalnya dijadwalkan untuk menghadiri acara makan siang serta penandatanganan kemungkinan pernyataan bersama di Hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi. Namun, acara tersebut dibatalkan karena alasan yang tidak diungkapkan. Jumpa pers oleh Trump dimajukan dua jam menjadi pukul 14.00 waktu setempat.

Dalam kesempatan itu, Trump mengatakan masih ada jurang antara apa yang diinginkan Korea Utara dan Amerika Serikat. Kim menuntut sanksi yang dikenakan terhadap Pyongyang dilonggarkan sebagai imbalan atas perlucutan senjata nuklir "dalam jumah besar". AS tidak menyetujui tuntutan itu.

Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa ia dan Kim masing-masing memiliki visi tertentu yang tidak selaras namun "semakin mendekati" dibandingkan satu tahun lalu. "Kami perlu bicara. Ada jurang," ucapnya.

Trump dan Kim memulai pertemuan puncak mereka pada Rabu (27/2) malam dengan mengadakan perbincangan empat mata dan makan malam. Keduanya melanjutkan pembicaraan keesokan harinya soal upaya nyata untuk mewujudkan perdamaian dan perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Setelah kembali dari Hotel J.W. Marriott, Trump mengisyaratkan dalam acara jumpa pers bahwa pembicaraan antara Pyongyang dan Washington bisa berlanjut walaupun ia dan Kim tidak berhasil mencapai kesepakatan selama pertemuan mereka yang kedua itu.

Namun, Trump tahu bahwa pertemuan puncak berikutnya dengan Trump kemungkinan belum akan dilakukan lagi untuk waktu lama. Pernyataanya itu mengisyaratkan bahwa diplomasi dengan menggelar pertemuan puncak seperti itu kemungkinan akan terhenti sementara.

Trump mengatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo merasa bahwa "tidak baik" untuk menandatangani apa pun selama pertemuan itu kendati mereka memiliki beberapa opsi untuk dirundingkan.

Walaupun pertemuan tidak menghasilkan kesepakatan, Trump mengatakan ia akan "terus melanjutkan upaya itu" dengan sang pemimpin Korea Utara untuk mengatasi kesenjangan antarkedua negara.

Kimp dan Trump dalam pertemuan puncak mereka yang pertama di Singapura, Juni tahun lalu, setuju untuk menciptakan perdamaian yang abadi serta menuntaskan perlucutan senjata nuklir di semenanjung tersebut. Mereka juga setuju memulai hubungan baru antara kedua negara. Pompeo mengatakan para perunding kedua negara akan bertemu lagi "pada hari-hari dan minggu-minggu mendatang."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement