Jumat 01 Mar 2019 12:36 WIB

Jokowi: Ekspor Jagung untuk Jaga Harga Saat Panen

Jumlah ekspor jagung mencapai 380 ribu ton.

Red: Nur Aini
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia perlu membuka pasar ekspor untuk komoditas jagung guna menjaga stabilitas harga jagung saat panen raya.

"Ekspornya sudah 380 ribu ton, ini untuk menjaga keseimbangan agar suplai tidak melimpah sementara permintaan berkurang," kata Presiden Jokowi usai panen jagung dan dialog dengan petani di Desa Botuwombato, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (1/3).

Baca Juga

Menurut Presiden, kalau suplai melimpah sementara permintaan turun, maka harga jagung akan jatuh. Kalau turun, semua petani tidak akan mau menanam jagung lagi.

"Itu yang selalu kita jaga sehingga tahun kemarin ada ekspor 380 ribu ton, dan impornya 180 ribu ton," ujarnya.

Presiden menyebutkan saat ini pasar ekspor untuk jagung masih bagus, masih banyak permintaan.

"Pokoknya harga kita kompetitif. Harga ekspor itu harus, mesti kompetitif, kualitas harus baik, itu yang harus dipegang, bahwa pasar masih membutuhkan untuk pakan ternak, hampir semua negara," katanya.

Sementara menanggapi keluhan petani tentang kesulitan mendapatkan pupuk, Presiden mengakui masih ada kekurangan dalam distribusi.

"Kadang-kadang terlalu banyak di sebuah provinsi, kurang di provinsi lain. Kita harus ngomong apa adanya seperti itu, sehingga memang diperlukam tambahan kapasitas untuk produksi pupuk kita," katanya.

Sebelumnya dalam dialog dengan petani, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah ingin produksi jagung terus meningkat, tetapi harganya tidak anjlok.

"Saya setuju kalau ada kelebihan produksi, jangan hanya untuk dalam negeri tapi juga ekspor, sehingga harga menguntungkan. Kalau banyak tidak bisa ekspor, harganya akan jatuh," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement